Thursday, September 21, 2017

Cerita Sex Dengan Tante Wini Yang Punya Warung Lontong

Cerita Sex Dengan Tante Wini Yang Punya Warung Lontong -  Cerita Sex dari seorang laki-laki kantoran yang melakukan hubungan sex dengan janda beranak satu yang berprofesi sebagai pedagang warung kelontong yang masih aduhai dan hot. Saya kira cukup deskripsi dari cerita Sex ini, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.




Sebelum memulai cerita, saya akan memperkenalkan diri saya dulu, sebut saja nama saya Kevin, saya adalah staff disalah satu perusahaan swasta di kota A, kota dimana saya bekerja itu berhawa sejuk dan nyaman. Kebetuklan kos saya berdekatan dengan tempat kerja saya. Saya sangat betah sekali bekerja di perushaan ini karena didaerah tempat kerja saya Wini-Wini cantik-cantik sekali. Umumnya para lelaki untuk melepas penat karena sudah seharian kerja, saya dan teman-teman kost setiap pulang kerja mempunnyai kebiasaan menggoda cewek-cewek disekitar tempat kosku itu.

Untuk memenuhi kebutuhan belanja sehari-hariku, di samping kostku ada sebuah warung kelontong kecil namun lumayan lengkap. Warung itu sudah menjadi langganan saya. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang saya sudah tidak sungkan-sungkan untuk kasbon.

Pemilik warung itu adalah Ibu Wini namun karena kami sudah akrab, saya memanggilnya dengan panggilan Wini Wini , kebetulan dia seorang janda beranak satu. Warung Tante Wini buka pagi-pagi sekitar jam 5.30 – 21.00.

Seperti biasa, sepulang kantor setelah sampai kosan saya mandi, dan setelah mandi pakai sarung sembari stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Saya bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, namun rasanya ada yang kurang, apa ya..?, Oh ya rokok, namun setelah saya lihat jam waktu sudah menunjukkan jam 20.58 menit , saya jadi ragu, apa warung Tante



Wini Masih buka ya..?, Ah, saya coba saja kali-kali saja Masih buka. Oh, ternyata warung Tante

Wini belum tutup, namun kok sepi, “Mana yang jualan”, ucap dalam hatiku.

“Tante, Tante, Bro Anto, Bro Anto”, teriakku,
Kok sepi ya, warung ditinggal sepi seperti ini, kali aja tante Wini lupa menutup warungnya. Coba panggil sekali lagi,

“Permisi, Tante Wini ?” panggilku lagi,

“Oh ya, tunggu”, sautnya tante Wini ,

Ternyata setelah saya panggil lagi ada suara menyaut dari dalam. Keluarlah Tante Wini , pada saat itu

Tante Wini hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, dengan jalannya yang tergesa-gesa ke warung sambil mengusap-usap rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi .

“Oh, maaf Tante, Saya mau mengganggu nich, Saya mo beli rokok nih tante, lho Bro Antomana?

“O, Anto sedang dibawa ama kakeknya, katanya kangen ama cucu, maaf ya Bro Kevin Tante pake’ pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”,

“ Nggak apa-apa kok Tante “ , ucap saya,

Secara otomastis mata saya pun melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk, putih mulus, seperti Masih gadis-gadis, baru kali ini saya lihat sebagian besar tubuh Tante Tanti, soalnya biasanya

Tante Wini selalu pakai baju kebaya. Dan lagi saya baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Wini tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.



“ Malam gini kok belum tutup Tante..? “

“Iya Bro Kevin , ini juga Tante mau tutup, namun mau pakai pakaian dulu?

“Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, ucap saya. Masuklah saya ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

“Wah ngerepoti Bro Kevin kata Tante Wini , sini biar Tante ikut bantu juga”, Warung sudah tertutup, kini saya pulang lewat belakang saja.

“Trimakasih lho Bro Kevin ..?”,

“Sama-sama..” kata saya.

“Tante saya lewat belakang saja”,

Saat saya dan Tante Wini berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Wini terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Wini menjerit sambil secara reflek memelukku.

“Bro Kevin , tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam,

Saya jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background Wini  rambut-rambut halus di sekitar memeknya yang tercium harum. Kemudian saya cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Namun ketika saya mau melilitkan handuk tanpa kusadari peniskuyang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

“Bro Kevin , burungnya bangun ya..?”,

“Iya Tante, ah jadi malu Saya, habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..”,

“Ah tidak apa-apa kok Bro Kevin itu wajar..”,

“Eh ngomong-ngomong Bro Kevin kapan mo nikah..?”,

“Ah belum terpikir Tante..”,

“Yah, kalau mau nikah harus siap lahir batin lho, jangan kayak mantan suami Tante, tidak bertanggung jawab kepada keluarga, nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu, namun ada yang lebih menyiksa Bro Kevin .. kebutuhan batin..”, ucapnya,



“Oh ya Tante, terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanysaya usil.

“Yah, Tante tahan-tahan saja..”,

Kasihan, batinku, andaikan, andaikan, saya diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Wini , ough, pikiranku tambah usil.

Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.

“Bro Kevin burungnya Masih bangun ya..?”,
Saya cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Wini meraba burungku.

“Wow besar juga burungmu, Bro Kevin , burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?”,

“Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, saya mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

“Bro , boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..?”, belum sempat saya menjawab, Tante Wini sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

“Oh, sampe’ keluar gini Bro ..?”,
“Iya emang kalau peniskulagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Saya sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku..?”, kata saya sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Wini .

“Wah, Tante yakin, yang nanti jadi istri Bro Kevin pasti bakal seneng dapet suami kaya Bro Kevin ..”, kata tante sambil terus mengocok burungku,
Sungguh nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Saya tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa saya tahu, Tante Wini sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu saya tahu karena peniskuternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

“Ough, Tante, nikmat Tante, ough..”, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante meMasukkan peniskuke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-Masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, ough, seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu, ough, sesshh.
Saya kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi peniskusambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Wini naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

“Bro  Kevin , berbuatlah sesukamu, cepet Bro , cepet..!”,

Tanpa basa-basi lagi saya tarik celana dalamnya selutut, woow, pemandangan begini indah, memek dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Saya jadi tidak percaya kalau Tante Wini sudah punya anak, saya langsung saja mejilat memeknya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari memeknya. Saya lahap rsayas memek tante, saya mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali saya Masukkan lidahku ke lubang memeknya.



“Ough Bro , ough..”, desah tante sambil memegangi payudaranya sendiri.

“Terus Bro , Maas..”, saya semakin keranjingan, terlebih lagi waktu saya Masukkan lidahku ke dalam memeknya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Wini membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

“Ayo Bro Kevin , Tante sudah tidak tahan, mana burungmu Bro .. burungmu sudah pengin ke sarangnya, wowww, Bro Kevin , burung Bro Kevin kalau bangun dongak ke atas ya..?”,
Saya hampir tidak dengar komentar Tante Wini soal burungku, saya melihat pemandangan demikian menantang, memek dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, saya langsung tancapkan peniskudibibir memeknya.

“Aughh..”, teriak tante.

“Kenapa Tante..?”, tanysaya kaget.

“Udahlah Bro , teruskan, teruskan..”, saya Masukkan kepala peniskudi memeknya, sempit sekali.

“Tante, sempit sekali Tante.?”,

“Tidak apa-apa Bro , terus saja, soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian, ntar juga nikmat..”,

Yah, saya paksakan sedikit demi sedikit, baru setengah dari peniskuamblas, Tante Wini sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.

“Augh, Bro , ouh, Bro , nikmat Bro , terus Bro , oughh..”,

Begitu juga saya, walaupun penisku Masuk ke memeknya cuma setengah, namun sedotannya oughh luar biasa, nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini peniskusudah amblas dimakan memek Tante Wini . Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Wini . Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.

“Oughh Bro , ough, luar biasa, oughh, Bro Kevin ..”, katanya sambil merem-melek.

“Kayaknya ini yang namanya klimaks, ough..”, peniskutetap di memek Tante Wini .

“Bro Kevin sudah mau keluar ya..?”, Saya menggeleng,

Kemudian Tante Wini telentang kembali, saya seperti kesetanan menggerakkan badan saya maju mundur, saya melirik payudaranya yang bergelantungan karena gerakanku, saya menunduk dan kucium pentilnya yang coklat kemerahan. Tante Wini semakin mendesah, “Ough, Bro ..”, tiba-tiba Tante Wini memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

“Oughh Bro , saya keluar lagi..”, kemudian dari kewanTantiannya saya rasakan semakin licin dan semakin besar, namun denyutannya semakin terasa, saya dibuat terbang rasanya. Ach rasanya saya sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Wini .

“Tante, Saya keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”,

“Terrsseerraah..”, desah Tante Wini,

Kemudian saya percepat gerakanku, penisku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya air mani saya saya muntahkan dalam memek Tante Wini , Masih saya gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Wini klimaks kembali, dia gigit dada saya.

“Bro Kevin , Bro Kevin , hebat Kamu Bro ”,
Saya kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Wini Masih tetap telanjang telentang di atas meja.

“Bro Kevin , kalau mau beli rokok lagi yah, jam-jam begini saja ya, nah kalau sudah tutup digedor saja, tidak apa-apa, malah kalau tidak diketuk Tante jadi marah..”, kata tante menggoda saya sambil memainkan pentil dan clitorisnya yang Masih nampak bengkak.



“Tante ingin Bro Kevin sering bantuin Tante tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit,

Lalu saya pulang, baru terasa leDik sakali badanku, namun itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika saya hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Wini , saya di panggil tante.

“Rokoknya sudah habis ya, ntar malem beli lagi ya..?”, katanya penuh pengharapan,
padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, namun mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante



Wini tadi, saya pun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam yang sangat menggairahkan dan membuat saya ketagihan. Selesai.