AgungPoker - Agen Poker Terpercaya

AGUNGPOKER.COM AGEN JUDI TERPERCAYA Kami memberikan promo bonus terbaik : - Bonus Refferal 10% - Bonud Rakeback 16.7% - Bonus Rollingan 0,2% - Bonus Deposit New Member Minimal deposit 10.000 dan minimal withdraw 25.000 Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. LIVE CHAT KAMI 24JAM TELEGRAM: @AGUNGPOKER LINE : AGUNGPKR WECHAT: AGUNGPOKER WHATAPPS : +85585754910

Agen Bola Terpercaya

Ocebet - Agen Judi Superlengkap seindonesia Kami menghadirkan berbagai permainan poker, bola, casino, live game, slot game, dan masih banyak lainnya. Kami memberikan bonus menarik seperti bonus deposit untuk permainan bola sebesar 20%, bonus deposit live casino 5%, bonus cashback sportbook 5%, bonus rebate yang lain, pencapain turnover poker akan dapatkan hadiah besar, dan bonus refferal seumur hidup. anda tidak akan menyesal bergabung bersama kami. anda akan pasti pemenang disini. live chat kami 24jam. Telegram kami : ocebet wechat kami : ocebet line kami : ocebet wa kami : +855977383999.

Sunday, June 30, 2019

Video Bokep Massage Ada Pijatan Sex

Video Bokep Massage Ada Pijatan Sex 
Nonton video bokep lainnya : 

Ayo bergabung di AGUNGPOKER 
AGEN POKER TERPERCAYA INDONESIA


Kami memberikan promo bonus terbaik : 
- Promo Hadiah TurnOver AgungPoker 
- Bonus RakeBack 16.7%
- Bonus Deposit New Member*
- Bonus Referral 10% 
- Bonus Rollingan 0.2% 
Minimal deposit 10.000 dan minimal withdraw 25.000

Kami hadirkan permainan disini : 
*. Pokerqq
*. Dominoqq 
*. Cemeqq
*. Cemeqq Keliling 
*. Capsa Susun 
*. Omaha poker
*. Superten poker 
banyak permainan lainnya. 

Support Bank Kami : BCA - BRI - BNI - MANDIRI - DANAMON
Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. 
Aman dan Terpercaya 

1 User id bisa main 7 permainan. 100% Murni Player VS Player 

anda bisa kunjungi kami ke link :  http://bit.ly/Agpkr88

Info Lebih lanjut hubungi : 

LINE : AGUNGPKR 
WECHAT : AGUNGPOKER
WA: +85585754910

Nonton video bokep sini : 


Video Bokep Cewek Cantik Gairah Sex

Video Bokep Cewek Cantik Gairah Sex 
Nonton video bokep lainnya : 

Bingung Pilih Situs Online Judi yang tepat dan banyak bermunculan dari betting online sekarang? 

Dengan Agungpoker untuk cocok dengan pendatang baru dan penjudi online. 
Dikembangkan dan dikelola oleh para profesional aplikasi poker terkemuka. 
Agungpoker menawarkan inovatif pengalaman dalam bermain online , teraman, terbaik,  dan up to date tiap harinya. 

Mengapa anda harus pilih agungpoker? dengan alasan :
-. Support Bank Nasional Kami : BCA - BRI - BNI - MANDIRI - DANAMON
-. Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. 
-. Customer Service Professional 24Jam Online. 
-. Deposit Minimal 10.000 
-. Minimal Withdraw 25.000 
-. Bonus yang menarik . 

Kami hadirkan permainan disini : 
*. Pokerqq
*. Dominoqq 
*. Cemeqq
*. Cemeqq Keliling 
*. Capsa Susun 
*. Omaha poker
*. Superten poker 
banyak permainan lainnya. 

Link Resmi Kami : http://bit.ly/Agpkr88

Info Lebih lanjut hubungi : 

LINE : AGUNGPKR 
WECHAT : AGUNGPOKER
WA: +85585754910

Nonton bokep sini : 



Saturday, June 29, 2019

CERITA DEWASA KISAH LUSI & JENNY

CERITA DEWASA KISAH LUSI & JENNY - AGUNGPOKER Pukul delapan tepat saat aku melirik jam tanganku ketika memasuki pintu kantor. Segaris senyuman ramah dari Jenny, seorang resepsionis yang sedang KKN di kantorku menyambutku hangat. Ucapan selamat pagi kuterima dari Bramanto, satpam kantor yang bertubuh tinggi besar namun memiliki suara seperti tikus kejepit. Kontras sama bodinya. Aku balas menyapanya sambil berlalu menuju ruangan kerjaku. Perusahan tempat aku bekerja ini adalah perusahaan percetakan dan penerbitan terbesar di Indonesia dan aku adalah salah satu manager di situ. Usiaku 28 tahun dan ini adalah tahun keempat aku bekerja di sini. Gelar S1 UI dan S2 di sebuah perguruan tinggi di Australia sepertinya sangat menolongku mencapai posisi ini dalam waktu relatif cepat. Cukup cepat sehingga menimbulkan kecemburuan di antara rekan-rekan senior di sini. Well, bagiku itu problem mereka, yang penting aku tidak menginjak kepala mereka untuk menduduki jabatan ini. Ruang kerjaku terletak di lantai 4 di gedung milik perusahaanku. Gedung yang cukup besar karena sekaligus menjadi satu dengan tempat percetakan dan penerbitan. Ruang kerjaku tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil. Cukuplah bagiku untuk bisa melakukan senam-senam kecil di siang hari.


Oh iya, itu merupakan salah satu kebiasaanku untuk menghilangkan penat dan merenggangkan otot. Kebiasaan itu terbukti cukup sukses mengurangi stress dalam bekerja. “Tok.. tok.. tok..”
Terdengar ketukan dan sesaat kemudian seraut wajah muncul dari balik daun pintu itu.
“Hai.. good morning Sar,” ucapan itu muncul dari wajah ganteng milik Hendra asistenku.
“Eh.. pagi Hen,” jawabku.
“Wah gimana Sar.. masih ‘hangover’?” Hendra bertanya sambil melangkah duduk di depan mejaku.
“Thank God nggak tuh.. tadi waktu bangun tidur sih sempet agak pusing tapi sekarang udah nggak lagi tuh.”
Hendra semalam yang terpaksa mengantarku pulang karena aku sudah terlalu “Hii” buat mengemudi.
“Sungguh.. aku baru kali itu liat kamu mabuk Sar,” ujarnya sambil sebuah map berisi beberapa berkas yang harus kuperiksa.
“Oh ya.. aku juga nggak tau tuh bisa kebablasan minum gitu,” aku menjawab dengan enteng sambil membaca berkas-berkas yang disodorkannya.

Hubunganku dengan Hendra memang lebih mirip hubungan antar teman biasa. Aku sendiri yang meminta dia agar bersikap informal dalam hubungan kami. Dia baru mulai bersikap formal dengan memanggilku “Bu” apabila dalam situasi-situasi tertentu seperti dalam rapat atau di depan atasanku. Umur kami berdua hampir sama. Aku cuma lebih tua setahun darinya. Hendra sudah berkeluarga dengan satu orang putra balita. Kami biasa bercerita apa saja mulai dari masalah keluarganya atau kantor bahkan sampai masalah seks kami bicarakan dengan gamblang. Tidak jarang kami suka bertukar “joke-joke” ringan mengenai seks. Hendra memang ganteng, tapi cara bicara dia yang halus bahkan cenderung kemayu makin membuatku tidak risih dengannya. Kalau bisa dibandingkan, gaya bicara dan tindak tanduknya mirip Syahrul Gunawan bintang sinetron yang kemayu itu. Malahan dalam urusan gosip dia menjadi trend setter di kantorku. Apabila terlihat kerumunan ibu-ibu saat jam makan siang dan suasananya riuh, dapat dipastikan kalau Hendra berada di tengah-tengahnya sedang memberikan laporan up to date-nya tentang gosip hari itu.

“Hen, bagaimana tentang nanti siang? Jam berapa Pak Benny datang?” tanyaku.
Pak Benny itu adalah suplier yang akan kutemui siang ini.
“Oh iya.. dia datang setelah jam makan siang.”
“Tadi sekretarisnya sudah confirm ke sini,” ujarnya lagi menambahkan.
“Eh tau nggak Sar tentang desas-desus Mbak Lusi dengan si Jenny resepsionis itu?” kata Hendra mulai dengan nada “rumpi”-nya.
Memang akhir-akhir ini di kalangan karyawan di sini tersebar isu yang mengatakan kalau Lusi teman kantorku dari bagian finance yang semalam berulang tahun itu seorang lines dan memiliki “affair” dengan Jenny resepsionis baru kantorku.
“Ah masa sih.. Lusi khan udah punya suami,” aku menimpali sambil membereskan beberapa pekerjaanku.


Sebetulnya aku tidak suka ngomongin sesama teman. Apalagi gosipnya termasuk dalam kategori yang aku sukai seperti itu. “Tapi kayaknya benar tuh.. akhir-akhir ini mereka suka keluar makan siang berdua dan selalu nggak mau gabung kalau diajak makan bareng sama yang lain.” Hendra makin seru dengan gosipnya. Kemudian dengan menurunkan nada suaranya ia berkata, “Ada lagi yang lebih parah Sar.”
Melihat ekspresi Hendra yang serius aku jadi mulai penasaran akan ceritanya.
“Parah gimana?” tanyaku sambil ikut-ikutan merendahkan nada suaraku.
“Si tikus kejepit Bramanto.. pernah liat mereka berdua kiss-kissan sambil pegang-pegangan di toilet?” Wah, seruku dalam hati. Gosip sih gosip, tapi kalau ternyata memang betul? “Pervert banget dong.. si Joko ngomong bener tuh?” Kini aku benar-benar tertarik. Tak dapat terbayangkan olehku kalau di kantor ini telah terjadi hal-hal yang betul-betul “kinky” itu. Bisa-bisa aku tambah betah di sini. “Aku sih percaya omongan dia, lagi pula kamu nggak tau yah kalo semalam Mbak Lusi tuh pulangnya bareng Jenny. Lagian baru kali ini khan anak resepsionis yang masih baru udah diundang acara-acara luaran kita,” katanya lagi. Wah aku tidak sanggup meneruskan bayanganku tentang hubungan mereka itu. “Ah that’s enough Hen.. aku sih mending diam ajalah.. kecuali benar-benar ngeliat di depan mata kepala sendiri,” kataku, ingin segera menyudahi pembicaraan ini.

karena aku merasa bersalah sudah membayangkan Lusi melakukan perbuatan itu. “Ok, ok terserah kamu deh Sar, moga-moga juga gosip itu nggak bener semua, aku cerita ke kamu aja sih soalnya khan kamu termasuk dekat sama Mbak Lusi.” Kalimat Hendra seakan mencari pembenaran bagi ke-“ember”-annya itu. “Knock it off.. will u..” kataku sambil bercanda dan mengibaskan tanganku seakan aku tidak begitu tertarik dengan gosip itu. “I think we better back to work. Ndra tolong kamu siapkan berkas penawaran dari suplier sebelumnya and I want it on my desk before lunch time.” Sudah cukup “chit-chat”-nya dan aku kembali ke gaya kantoran lagi. “Ok deh Mam, eh kamu mau lunch bareng nggak nanti?” Hendra bertanya sambil melangkah menuju pintu.
“Mmm.. aku mau makan siang di sini aja.. thanks buat ajakannya,” jawabku.
“Snip!” Hendra membalas dengan menjentikan jarinya lalu jari telunjuknya mengarah padaku lalu dengan gaya kartunnya yang agak ngeselin dia mengedipkan matanya sambil berucap, “See u then.” Grown up man! itu yang terucap dalam hatiku melihat tingkah Hendra yang kadang masih kekanakan. Anyway, kalau tidak ada dia aku kesepian juga sih, soalnya dia orangnya easy goingdan asyik saja (kecuali kalau kami lagi serius kerja).



Geli juga sih membayangkan bagaimana kelakuan dia di rumah. Kan dia sudah berkeluarga. Gimana cara istrinya menghadapi sifat “rumpi” dan childish suaminya itu? Sore itu selepas jam kantor aku masih saja berada di ruang kerjaku. Seperti biasa aku membereskan semua sisa pekerjaanku sekaligus semacam evaluasi pribadi akan kinerjaku hari itu. Itu merupakan salah satu kebiasaanku karena aku tidak mau ada sesuatu yang tercecer atau tertinggal hingga membuatku repot di hari berikutnya. Dan seperti biasanya suasana lalulintas di depan kantorku sangat padat (tidak cuma di depan kantorku sih, di Jakarta memang dimana-mana padat kalau jam pulang kantor). Biasanya aku suka mampir di “Playan” yang kebetulan dekat dengan kantorku dan bersama beberapa rekan kantor “hangout” di Kafe Wien sampai keadaan jalan mulai lenggang baru pulang. Tapi saat itu aku malas beranjak keluar kantor dan iseng browsing di internet sambil minum Capucino. 20 menit kemudian aku merasa harus segera ke toilet dan seperti biasa aku suka menggunakan toilet yang terletak di bagian direksi. Alasanku adalah karena toilet wanita di sana lebih jarang digunakan karena biasa hanya digunakan oleh tamu direksi yang wanita dan para sekretaris direksi saja (lagipula para direksinya adalah pria semuanya).

Aku melintasi ruang kantor utama yang sudah kosong menuju ke bagian selatan lantai 4 ini. Di bagian direksi sebagian besar lampu sudah dipadamkan sehingga hanya lampu-lampu di koridor saja yang masih tetap menyala. Sebenarnya suasana temaram dan sepi ini agak menyeramkan tapi karena sudah empat tahun bekerja di sini aku sudah familiar dengan suasana gedung ini. Lagipula di lantai satu dan dua di bagian produksi kegiatan tetap berlangsung dan masih ramai dengan pekerja. Aku memasuki toilet wanita yang terletak di tempat paling ujung bagian direksi. Lampunya masih menyala dan tanpa ragu aku melangkah masuk ke dalamnya. Begitu memasuki toilet aku langsung melewati jajaran wastafel di kedua sisi dengan cermin sepanjang dinding kedua sisinya. Ada empat bilik toilet di dalamnya. Di pintu masuk dua bilik pertama tergantung sign “RUSAK/DALAM PERBAIKAN” sehingga aku memasuki pintu ketiga. Ketika aku sedang duduk di toilet itu ada perasaan aneh yang muncul. Perasaan yang mengatakan kalau aku tidak sendiri di ruangan ini. Insting-ku seperti merasakan kehadiran orang lain di ruangan ini. Aku segera mengusir perasaan itu jauh-jauh dan segera setelah selesai buang air kecil aku segera membersihkan diri (tentunya flushing the toilet juga) lalu ingin segera meninggalkan ruangan yang mulai “spooky” itu.

Belum sempat aku keluar tiba-tiba pintu masuk toilet terbuka dan terdengar langkah-langkah kaki yang tergesa-gesa. Ada sedikit suara bisik-bisik singkat yang membuatku mengenali suara itu. Itu suara Lusi! rasa ingin tahuku keluar hingga aku perlahan membuka pintu bilik-ku mengintip. Rupanya mereka berada di sisi yang sama dengan jajaran bilik toilet sehingga aku tidak dapat melihat langsung ke arah mereka. Akan tetapi cermin besar sepanjang sisi seberangnya membuatku bisa melihat mereka melalui cermin itu. Dan apa yang kulihat benar-benar membuat kedua lututku gemetar. Lusi dan Jenny si resepsionis sedang bergelut penuh nafsu birahi! kulihat bibir keduanya saling menempel erat dan desah nafas mereka berdua terdengar keras memenuhi ruangan itu. Perasaan antara jijik dan shock aku rasakan menyaksikan dua orang wanita yang kukenal melakukan hubungan sejenis di depan mataku. Ingin aku memalingkan muka karena muak melihat perbuatan mereka namun rasa ingin tahuku terlalu kuat hingga aku menyaksikan “permainan” mereka dari balik pintu toilet ini. Dan apa yang kulihat benar-benar membuat kedua lututku gemetar kesenangan. Lusi dan Jenny si resepsionis sedang bergelut penuh nafsu birahi. Kulihat bibir keduanya saling menempel erat dan desah nafas mereka berdua terdengar keras memenuhi ruangan itu.

Perasaan antara ingin turut ambil bagian dan shock menyelimutiku menyaksikan dua orang wanita yang kukenal melakukan hubungan sejenis di depan mataku. Lusi terlihat lebih mendominasi “pergumulan” itu sedangkan Jenny lebih tampak sebagai objek pemuas. Tangan Lusi tampak begitu rakus dan liar menjelajahi setiap lekuk tubuh Jenny. Dua pasang tangan yang halus dan lentik terlihat tergesa-gesa saling mencopot pakaian bagian atas pasangan masing-masing. Sepasang bibir yang sama-sama mengenakan lipstik tampak sangat tidak wajar saling menempel lekat seperti itu. Bahkan bayanganku tentang hubungan lesbian selama ini tidak se-“seram” kenyataan yang terlihat gamblang di depan mataku. Aku menarik nafas panjang dan sejenak berusaha menerima fakta di depanku bahwa gosip si Hendra benar dan cerita Joko si satpam juga benar adanya. Tapi mengapa harus Lusi? mengapa harus teman yang telah kukenal sejak pertama kali aku kerja di sini dan mulai cukup dekat dua tahun terakhir ini. Aku tidak menyebut akrab karena hubunganku dengannya memang hanya sebatas hubungan kantor dan di acara-acara luar kantor yang melibatkan orang-orang dari kantor (such as ultah-nya semalam). Oh iya Lusi adalah wanita yang telah berumah tangga, usianya 30 tahun, wajahnya menarik dan memiliki pesona kematangan seorang wanita yang pastinya sangat seksi khususnya di mata pria-pria berpendidikan yang suka dengan wanita yang memiliki intelektualitas dan mandiri.

Jenny sendiri masih terlihat sangat muda, mungkin sekitar 22-23 tahun umurnya, kulitnya kuning langsat dan wajahnya khas Mojang Priangan dengan kecantikan yang lumayan. Kulitnya tampak kencang dengan payudara dan bagian pantat yang cukup montok. Tubuhnya lumayan jangkung dan jujur saja membuatku iri (padahal tinggi badanku yang 162 cm ini menurut teman-teman sudah cukup tinggi). Tapi tetap saja aku iri dengan tinggi badannya, titik. Saling bergantian kedua wanita itu melepaskan nafsu mereka, meremas dan kemudian menghisap, menjilat (etc.. etc segala jenisnya) payudara pasangannya. Kemudian tubuh Jenny yang langsing itu tampak beranjak duduk di atas wastafel. Lusi dengan sigap menarik celana dalam pasangannya sampai lepas hingga tersangkut di sebelah kakinya lalu melakukan oral. WOW!! Tubuh Lusi dalam posisi berlutut. Kepalanya tepat berada di antara paha milik Jenny yang kadang-kadang menutup mengejang menahan geli. Kuperhatikan wajah Jenny yang sangat “ekspresif” menterjemahkan tiap kenikmatan yang dirasakannya. Matanya yang sayu terbius kenikmatan kadang agak mendelik dan kadang terpejam dalam waktu lama seiring gelombang kenikmatan yang datang menerpanya bagaikan ombak memecah pantai silih berganti. Kedua telapak tangannya yang halus itupun seperti mengikuti irama yang sama dengan ekspresi wajahnya menjelajahi tiap bagian dadanya sendiri.

Terkadang tangannya membelai, kadang seperti menggaruk dan memelintir kedua ujung payudaranya sendiri. Dia menikmati itu semua serasa dia hanya sendiri di ruangan ini. Kedua pasangan itu tampak seperti menikmati permainan mereka dengan cara sendiri-sendiri. Kurasakan detak jantungku kian berdentang kencang dan nafasku kian berat. Lambat tapi pasti fantasi memenuhi kepalaku. Aku membayangkan kenikmatan saat aku melakukan masturbasi tadi siang. Posisiku yang sedang mengintip menimbulkan semacam sense of privacy yang membuatku makin tenggelam dalam permainan panas yang disuguhkan dua insan sejenis di depan mataku. Aku merasakan ada suatu pesona unik dalam tiap geliat tubuhnya itu. Pesona yang kuyakin dilihat juga oleh partner-partner seks-ku dalam diriku. Sekarang Lusi sudah duduk di tepi wastafel di samping Jenny mereka berciuman sejenak lalu keduanya merogoh tas masing-masing dan mengeluarkan masing-masing mengeluarkan benda panjang dan lonjong yang sudah sangat aku kenal, dildo! My God.. mereka pasti sudah merencanakan ini, aku terkejut melihat “peralatan” mereka yang cukup lengkap itu (jelas menunjukan niat mereka). Kedua dildo itu berwarna biru muda dan memiliki ukuran panjang sekitar 20 cm (sepertinya dibeli bersamaan di satu tempat melihat model dan warnanya seragam).

Aku cukup akrab dengan “mainan” itu karena aku memiliki koleksi-nya di rumah. Aku memiliki dua buah alat stimulasi sejenis. Sebuah Dual-dildo (dildo yang memiliki dua “kepala” sehingga bisa digunakan bersamaan dengan arah yang berlawanan), dan satu vibrator jenis standar yaitu dildo yang mampu bergetar dengan tenaga batere dengan tiga tingkatan kecepatan yang dapat diganti-ganti. Lusi dan Jenny duduk bersandar pada cermin di atas wastafel. Kini giliran Jenny yang gencar mencumbui leher Lusi yang tampak mengkilat bersimbah peluh. Keduanya menggenggam dildo masing-masing dengan pegangan yang begitu mesra serasa seperti memegang sasuatu yang lain. Sesuatu yang dengan jelas dan eksplisit direpresentasikan oleh bentuk dildo itu. Sekitar 10 menit kemudian ruangan toilet itu dipenuhi suara nafas dan lenguh kenikmatan tatkala sepasang wanita cantik itu mulai menggunakan “mainan” mereka sesuai dengan kegunaannya.



Kakiku mulai terasa letih disaat Lusi dan Jenny mulai melenguh panjang dengan nafas yang menderu saling bersahutan. Makin liar mereka memainkan dildo di tangan mereka yang tersembunyi di dalam rok kerja mereka. Jelas terlihat guratan kenikmatan memenuhi ekspresi Lusi. Sedangkan wajah Jenny terlihat mulai blushing, merah padam. Sedetik kemudian tubuh mereka berdua mengejang menahan derasnya orgasme yang jelas terlihat menyelimuti getaran tubuh mereka berdua. Mereka bagai hendak menghujamkan dildo itu sampai tertelan semuanya dalam kewanitaan mereka dan tangan mereka yang bebas saling menggenggam erat. Begitu eratnya sehingga baru terlepas perlahan sesaat setelah desahan nafas kenikmatan terakhir mereka berlalu. Aku merasa sudah cukup melihat semuanya. Lebih dari cukup buatku menyaksikan suatu pemandangan yang membuatku cukup “shock” sekaligus membawa sensasi kenikmatan dan keindahan tertentu dalam diriku.

Yang jelas aku seperti melihat sesuatu yang baru dalam diri kaumku sendiri. Lesbian itu nyata adanya! Aku terduduk lemas di atas tutup closet. Terasa peluh di bagian leherku mengalir hingga ke dadaku. Aku terus diam sampai mereka berdua meninggalkan ruangan dengan hanya memperdengarkan suara pintu yang ditutup perlahan. Lega rasanya bebas setelah terjebak dalam toilet akibat ulah sepasang wanita yang dimabuk “cinta” tadi. Bagiku kata mabuk saja lebih cocok dibanding kata cinta. My God! dalam keadaan mabuk berat sekalipun aku masih cukup waras untuk tidak bercumbu dengan pasangan sejenis. Segera aku keluar dan ketika melewati deretan wastafel aku menyempatkan diri merapikan diri di depan cermin. Tentunya aku tidak bercermin di deretan wastafel tempat Lusi dan Jenny tadi karena ada semacam perasaan “emoh” tapi ingin menyentuh ataupun mendekati bekas tempat mereka “bermain” tadi. Bahkan aku masih merasakan sisa aura mereka di bagian itu.  Kejadian itu terus kuingat dan aku sengaja tidak keluar untuk bermain threesome dengan mereka karena aku akan menggunakannya supaya aku dapat merasakan manisnya kemaluan mereka berdua (yang aku akhirnya rasakan) tapi nanti akan aku ceritakan pada para pembaca Rumahseks sekalian.

Cerita Dewasa Dengan Wanita Baya

Cerita Dewasa Dengan Wanita Baya - AGUNGPOKER Benar benar menggairahkan MILF ( Mother I’d Like Fuck) Tante Ijah ini. Umur sudah 51 tahun namun gairah seksualnya tidak tertahankan, senam merupakan olah raga untuk membakar tubuhnya, namun tetap tidak bisa membakar gairahnya, justru malah membuat tante hot nan binal ini semakin menjadi jadi, semakin hot dan semakin nakal. Buah dadanya benar benar montok, jauh dengan adiknya Chintami atmanegara, jika Chintami Atmanegara kelebihan lemak namun tidak dengan tante binal satu ini, bentuknya sangat proposional dengan ukuran buah dada 36B, benar benar padat dan kenyal, rasanya meremas buah dada milik Tante Ijah akan menjadikan melayang tak terlupakan.




Wanita ini benar benar menyita kelakianku, aku ingin membuat MILF ini bertekuk lutut, namun aku juga tidak mau dikendalikan oleh tante nakal Tante Ijah ini. Wanita nakal ini memang mempunyai sifat mendominasi, adiknya saja suka diatur atur. Dengan masih kutindih Tante Ijah mulai menggeliat lagi, matanya terbuka dengan pelan pelan.

“Sa sayaaaaang .. aaah .. rasanya nikmaaat sekali .. kontolmu dalam memek Tante Minati benaaar benar hangaaat .. tante sukaaa sayaaang .. tahan yang sayaaang .. uuuuh. Benar benar memang tante seperti digesek dan digelitik kehangatannya itu sayaaaaaaaaaaaang .. hangat sekali .. membuat memek Tante Minati benar benar nyamaaaaaaaaaaaan ..tahaan sebentar ya sayaaang .. biarkan Tante Minati menata kekuatan lagi .. “ ucap Tante Ijah dengan mengedipkan matanya padaku. Nafasnya masih naik turun sehabis menggenjotku dengan liar.

Aku kemudian menggulingkan tubuh molek itu, sehingga kini Tante Ijah menindihku.


“Uuh .. sayaaaaaaaang sabaaaaaaaaaaar aaaaaah “ keluh Tante Ijah dengan mengelus elus lenganku. Tante Ijah kemudian menaikan badannya pelan pelan sambil meringgis karena kontolku yang ngaceng itu menjadikan Tante Ijah tak karuan rasanya, tangannya menekan ke dadaku. Kedua kakinya melebar untuk membuat memeknya agar tidak kesakitan menjepit kontolku,walau posisi kakinya melebar namun kontolku tetap sesak dalam memeknya.

“Duuuuuuuuuuuh .. kontolmuuu sesaaak banget sayaaaaaaaaaang .. hihihihihi .. Tante Minati sukaaa deeeh .. please .. you’re my love .. you must fucking me to finish .. “ ucap Tante Ijah dengan bercampur bahasa Inggris.

“Tante Minati .. I wanna fuck you Minati, I wanna your pregnant .. “ ucapku sampai membuat Tante Ijah terbelalak karena aku mengucapkan kata kata ingin menghamili Tante Ijah.

“Oh noo .. you don’t making me pregnant .. please .. “ tolak Tante Ijah dengan menggeleng geleng.

“Prex aaaaaaaaaaaah .. “ makiku balas membuat Tante Ijah tergelak nakal.

“I’s okay .. my baby what do you want ?“ tanya Tante Ijah dengan gemas mengelus elu pipiku.

“I want make your pregnant .. “sahutku enteng dengan mengelus elus pinggang Tante Ijah kemudian tanganku naik dan meremas kedua bukit kembarnya yang montok itu.

“Ssssssssssssssssssshhh .. hhh ..pelaaaaaaaaaaaan sayaaaaaaaaaaaaaang ngeremesnya pelan ajaaaaaaaaaaaa .. “ goda Tante Ijah dengan canda nakal.

“Aku cinta Tante Minati .. “ sahutku dengan memandangnya teduh, Tante Ijah tersenyum.

“Tante Minati juga cinta kami. Baiklah sayaang .. hamili Tante Minati juga nggak apaa .. asal kamu tanggung jawab “ balas Tante Ijah dengan mimik wajah pengin dikontoli lagi.

“Lha Tante Minati Cuma nanggung enaknya ? baaaaaaaaaah “ kataku sampai membuat Tante Ijah tergelak.

“Oke deeeh .. sekarang Tante Minati .. balik badaaan .. tante masih kuberi kesempatan menggenjotku .. tapi ya spermaku kudu masuk memek dalam milik Tante Minati ..” ujarku dengan melepaskan tanganku di kedua bukit kembarnya itu.

Tante Ijah tersenyum padaku, kemudian melangkahkan kaki kirinya ke sebelah kanan, gerakan itu serasa menggesek kontolku, sampai meringgis merasakan dinding memek Tante Ijah yang nakal meremas gemas kontolku itu. Gerakan Tante Ijah pelan agar memeknya tidak kesakitan,malah Tante Ijah benar benar merasakan gesekan kontolku itu

“Uuuuh kontolmu sayaaaaaaaaaaaang .. kontolmuuu benaaar benaaaaaaaaaar membuat Tante Minati mabuk kepayaaang .. dikontoli saban hari mau deh .. every day yaaa “ pinta Tante Ijah dengan wajah sangat pengen jika aku saban hari yang menyetubuhinya.

Setelah kaki kirinya berpindah ke kanan, kini giliran kaki kanan Tante Ijah berpindah berlawanan ke kiri, sambil menghela nafas panjang Tante Ijah sampai meringgis mengangkat kakinya

“Duuuh .. sayaaaaaaaaaaaaang .. Tante Minaaati nggak kuaaaaat aaaaaaaaah .. kalo kamu kontoli berkali kali .. kontolmu nakaaaaaaaaaal bangeeeeeeet .. kamu anak muda yang nakaaaal ..kakak beradik diembat semua .. adikku kamu entotin, kakaknya juga diewe.. dua duanya malah ketagihan dikontoli .. hihihihihi .. awas ya kalo bohong nggak mau ngontoli Tante Minati saban hari .. “ancam Tante Ijah dengan wajah sangat serius.



Habis kakinya bergerak ke kiri maka tubuh Tante Ijah juga ikut berputar, pelan pelan tubuh seksi nan molek itu kini sudah membelakangiku, kupegang kedua bukit kembarnya itu.

“Oooh. Nakaaaaaaaaaaal .. naaaaaaaaaakaaaaaaaaaaaal .. kamu mainin susu Tante Minati muluuu aaaaaaauh .. remees yaaang agak keraaas sayaaang .. buat Tantemu terkapaar kamu kontoli, sayaaang .. ayo sayaaang .. Tante geraaak dulu yaaa .. kamu ikuti aja geraaakan Tante Minati ..” ucap Tante Ijah dengan mengerang erang merasakan kontolku sesak dalam memeknya itu.

Dengan bertelepak pada lututku Tante Ijah kemudian menaikan selakangannya kemudian menurunkan dengan pelan pelan.

“Aaaaaaaaauh sayaaang aaaaaaaaaaaah .. enaaaaaak bangeeeeeeeeeet .. oh my baby .. you must fucking your mother .. you are the best .. your kontol as nikmaaat aaaaaaaaaauh sssssssshhh “ erang Tante Ijah dengan bahasa Inggris yang kacau karena nikmatnya kontolku keluar masuk memeknya dengan lancar, memeknya yang basah itu terasa sekali memudahkan kontolku keluar masuk.

“Oooh sayaaaaang .. tanteee nikmaaat bangeeet ..apalagi susu Tante Minaaatii … kenyaaaaaaaaal aaaaaaaaaaah . aaayoo tante .. I’m fucking to youuu “ sahutku merasakan nikmatnya aku digenjot Tante Ijah itu. Gerakan Tante Ijah naik turun, namun kemudian menggerakan selakangannya memutar mutar

“Rasaaakaaan goyangan tante nakalmu .. Tante Tante Ijah yang nakaaaaaaaaaaal “ goda Tante Ijah dengan mengerling nakal padaku, senyum mesumnya diperlihatkan padaku.

“Tante Minati cinta kontolmuuu sayaaaaang ssssssssh sssssh aaaaaauh hhhh hhhh “ puji Tante Ijah dengan mendesis keenakan naik turun di atas selakanganku.

Tante Ijah benar benar tidak membuang waktu, Tante Ijah menikmati genjotan itu dengan merem melek keenakan, terkadang matanya hanya terlihat memutih merasakan genjotan dan putaran selakangannya.Kontolku terasa dijepit lebih ketat dalam memeknya itu.

“oooouugghh .. mmmmhhhhh ..enaaaaaaaaaaaaaaak .. nikmaaaaaaaaaaaaat .. ayooo sayaaang .. hajar Tante Minaaaatii … kau minat sama Tante Minati … ooouuuuuuuuuh ssssssssssssssh ssssssssh “ ucap Tante Ijah tak karuan, Tante Ijah bergerak naik turun kemudian dengan sedikit cepat, bukit kembarnya aku pegang dan kuremas remas membuat Tante Ijah menggelinjang penuh keenakan itu, kepalanya sampai menggeleng geleng, didongakan dengan terus menggenjotku naik turun.

“Tanteee aaaaaaaaaaaaaah Tanteeee Miiiinaaati benaaar benaaar enaaaaaaaaaak … ayoo tanteee .. aku pengin Tanteee Minati di ataskuu … “ ajakku dengan menarik dadanya yang kupeluk dan kemudian Tante Ijah merebah, punggungnya menempel ke dadaku.

Aku ikut bergerak seiring gerakan Tante Ijah yang menggenjotku maju mundur itu, kontolku benar benar tak karuan nikmatnya.

“Haaan sayaaang .. tanteee nggak kuaaat aaaah . gimaaaaaaanaaa ?” tanya Tante Ijah dengan wajah penuh keringat dan mulai kedodoran.

“Maasih laaaamaa .. aaayoo genjot teruuus .. Tante Minati benaar benaaar hot bangeeet ..aaaaaaaaaaaaauh ..aaah memeek tanteee ..benaar benaar sempit … hhhhh “ dengusku dengan memeluk Tante Ijah dengan erat sambil meremas kedua bukit kembarnya bersilangan, kuremas kuat kedua bukit kembar, susunya yang kenyal berbeda dengan milik adiknya, Chintami Atmanegara.

Kami terus berpacu dengan tubuh penuh keringat, Tante Ijah menempelkan kepalanya di samping kanan kepalaku dan kuciumi pipinya, matanya terpejam, gerakan maju mundur dilakukan dengan cepat karena tidak tahan, tubuhnya bak cacing kepanasan kukontoli.

Memeknya mulai menyempit, nafas Tante Ijah memburu tak karuan, buah dadanya yang kuremas remas terus merupakan area paling sensitif milik Tante Ijah ini.

“Fuuuuuuuuuck .. fuuuuuuuuuuuuuck “ maki Tante Ijah dengan mata yang merem melek kemudian, genjotan demi genjotan kami yang berlawanan menambah indahnya persetubuhan kami ini, kontolku lancar sekali masuk keluar di memek Tante Ijah yang basah tak karuan itu, bunyi gesekan kontolku dengan memek Tante Ijah membuat kami semakin tenggelam dalam lautan birahi.

Menit demi menit kami terus berpacu, jeritan, lenguhan, rintihan, serta erangan kami bersahutan, tangan kiri Tante Ijah mengelus elus bagian atas memeknya yang kadang menggelembung kadang mengempes seiring kontolku keluar masuk itu.

“Sayaaang .. tanteeeeeeeeeee aaaaah nnngaaak kuaaaaaaaaaaaaat .. kapaaan kamu bisa menghamili Tante Minaaati sayaaang .. ayo keluarkan isi kontolmuu .. baaaaaaaaah .. KOOOOOOOOOOONTOOL …aaaaaaaaaaaah “ erang Tante Ijah dengan berteriak sangat vulgarnya itu.

Aku tetap berusaha bertahan sekuatku jangan sampai muncrat, kulihat wajah Tante Ijah yang menggigit bibirnya kuat tidak tahan memeknya dihajar kontolku itu

“Aaaaaaaaaaaah aaaaaaaaauh oooouugh .. sayaaang …my baby .. you must make me pregnant ..” ucap Tante Ijah dengan mata terpejam sangat erat tidak tahan kontolku masuk dan keluar menggesek dinding memeknya, ujung kontolku sampai mentok menabrak tembok pembatas memek Tante Ijah. Tante Ijah sudah tidak kuat,tubuhnya menggeliat tak karuan, badannya mulai gemetar hebat, kakinya yang mengangkang itu dirapatkan membuat kontolku semakin terjepit, genjotan demi genjotan itu akhirnya membuat Tante Ijah kembali mendapatkan orgasme, memeknya menyempit dengan hebat, dadanya naik ke atas dan kuremas dengan kuat, badannnya kemudian menegang kaku, kepalanya menekan kuat di samping ke kepalaku



“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Tante Ijah panjang dengan nafas hancur. Tubuhnya kemudian jatuh di atasku dan berkelonjotan, dari memeknya mengucur cairan orgasme lagi membasahi kontolku.

Kupeluk tubuh lemas bak tanpa tulang itu, nafasnya sangat berantakan, kudiamkan dengan mengelus elus perut, dada, kemudian kucium pipinya,wanita yang sudah berumur ini masih tetap saja cantik. Lama Tante Ijah tak bangun sehingga aku langsung meremas buah dadanya dengan keras membuat Tante Ijah terbangun

“Aaaaaaaaaaaaaaauh saaayaaang .. Tantee Minaaati kalaaaah .. kalaaah sayaang .. ayo deeh…sekali lagi .. sirami memek Tante Minati dengan air manimu .. katanya mau menghamili .. jangan sungkan sungkan yaaa .. kucurin sperma di dalam memek Tante Minatii “ ajak Tante Ijah tak sabaran lagi, badanya sudah sangat capek, umurnya yang tua tidak bisa menyembunyikan kelemahannya, namun hanya birahinya saja yang tidak bisa dipadamkan.

Cerita Dewasa Nafsu Birahi Yang Membara

Cerita Dewasa Nafsu Birahi Yang Membara  - AGUNGPOKER Kejadian ini terjadi pada waktu aku melakukan pendakian gunung Lawu bersama teman-temanku. Lokasiku saat itu berada dekat base camp pertama kearah pendakian gunung Lawu. Aku sedang beristirahat sendirian disini. Tadi malam aku bersama teman-temanku 5 orang sudah melakukan pendakian menuju puncak Lawu dan telah berhasil mencapai puncak Lawu jam 6 pagi tadi.



Sekarang dalam perjalanan pulang, sementara teman-temanku sudah pada turun gunung semua. Kuputuskan untuk beristirahat sebentar di base camp pertama ini sambil mendirikan tenda, biar nanti agak sorean aku turun sendiri menuju pos kami yang dekat dengan rumah penduduk sekitar gunung Lawu ini.

Sore itu pukul 15.10 WIB, aku baru saja selesai menyeduh kopi instanku, ketika tiba-tiba dari arah semak belukar arah barat muncul 2 orang cewek dengan baju dan kondisi acak-acakan.

”Halo Mas?” sapa salah satu cewek itu padaku.


Cewek yang kutaksir berusia 18 tahun kelihatannya anak SMA, rambutnya pendek seperti aktris Agnes Monica. Sedangkan temannya yang satu berambut panjang sebahu mirip-mirip bintang sinetron Bunga lestari.

”Halo juga” jawabku menyembunyikan kekagetanku karena munculnya yang tiba-tiba, sempat terpikir ada setan atau penunggu gunung ini yang mau menggodaku.
”Loh, dari mana, kok berduaan aja?” tanyaku coba berbasa-basi.
”Iya, kita tadi misah dari rombongan, terus nyasar..” jawab cewek itu sambil duduk di depanku.
”Boleh minta minum gak? Kita haus sekali, sudah 5 jam kita jalan muter-muter gak ketemu jalan sama orang” lanjutnya kemudian.

Aneh juga pikirku, padahal perasaanku dari tadi pagi, sering sekali aku berpapasan dengan orang-orang atau rombongan pecinta alam.

”Ada juga air putih, tuh di botol atau mau kopi, sekalian aku buatin?” jawabku.

Cewek yang berbicara denganku tadi ini tidak menjawab pertanyaanku, tapi langsung menghampiri botol minum yang kutunjukan dan segera meminumnya dengan terburu-buru, sedangkan temannya yang satu lagi hanya memperhatikan dan kemudian meminta botol minumku dengan santun.

Kuperhatikan saja tingkah mereka, cewek-cewek muda ini cakep juga khas ABG kota, tapi saat itu mukanya kotor oleh debu dan keringat, kaosnya cuma ditutupi jaket kain, celana jeans dan sepatu olah raga warna hitam, ini sih mau piknik bukan mau naik gunung, abis gak bawa bekal atau peralatan sama sekali.

Mereka minum terus sampai puas kemudian tiduran disamping kompor parafin yang sedang kugunakan untuk memasak air.

”Mas namanya siapa?” tanya cewek yang berambut pendek.
”Namaku Adek sedangkan ini temenku Lina” katanya lagi.
”Namaku Son” jawabku pendek sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
”Ada makanan gak, Mas? Adek laper banget nih..” tanya Adek tanpa basa basi kepadaku yang sedang memperhatikannya.
”Ada juga mie kalo mau, sekalian aja masak mumpung airnya mendidih” jawabku.

Ternyata Adek tidak mau masak sendiri, dia terus berbaring dan minta tolong padaku untuk dimasakin mie.

”Wah kamu ini manja banget ya? Kenal aja barusan tapi udah nyuruh-nyuruh?” godaku pada Adek.
”Tolong deh Mas.. Adek capek banget” “Nanti gantian deh..” rayu Adek padaku.
”Gantian apa ya? Emang nanti kamu mau masak mie lagi? Bayarnya pake pijet aja ya?” godaku lebih lanjut.
”Maunya tuh.. tapi bereslah..” jawab Adek cuek sambil memejamkan matanya.

Kuperhatikan Lina, tapi dia ternyata diam saja, dan hanya mengangguk kecil ketika kutawarkan mie. Sementara aku masak mie instan, Adek kemudian bercerita kisahnya sampai dia dan Lina tersesat berduaan di tengah gunung Lawu ini. Adek berangkat bersama serombongan pecinta alam SMAnya jam 10 siang tadi. Rencananya malam nanti Adek dan rombongan akan mendaki gunung Lawu, tapi waktu menuju base camp kedua, perut Lina sakit, sehingga Adek menemani Lina mencari tempat untuk buang hajat, tetapi setelah selesai ternyata mereka tertinggal dan terpisah dari rombongan.

Setelah mienya siap segera saja pancinya kuberikan pada mereka untuk segera disantap. mMsih saja Adek protes kok tidak ada piringnya.

”Emangnya ini di warung” kataku cuek sambil tersenyum kearah Lina.

Lina hanya tersenyum tipis dengan bibir gemetar.

”kamu sakit ya Lin?” tanyaku.
”Nggak Mas hanya kedinginan” katanya pelan.
”Butuh kehangatan tuh Mas Son” potong Adek sekenanya.

Wah kaget juga aku mendengar celoteh Adek yang terkesan berani. Kuperhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai berkabut dan langit gelap sekali. Waduh jangan-jangan sudah mau hujan. Segera saja kubereskan peralatanku.

”Masih pada kuat jalan nggak?” tanyaku pada 2 orang cewek ini.
”Nanti kalau disini hujan, bisa basah semua.. Mending kalo masih bisa jalan kita cepat turun agar nggak kehujanan” lanjutku.

Baru saja selesai aku bicara, tiba-tiba ada kilatan petir disusul dengan suaranya yang keras.

”Duer!!”

Disusul dengan tiupan angin yang kencang membawa rintik-rintik air hujan.

”Nah lo.. benerkan, telat deh kalo kita mau nekat turun sekarang” kataku sambil mematikan kompor parafinku.
”Ya udah, cepet masuk tenda sana, cuaca lagi nggak bersahabat nih, bakal hujan deres disini!” perintahku sambil membereskan peralatanku yang lain karena hujan sudah mulai turun.

Aku, Adek, dan Lina segera berdesak-desakan di dalam tenda kecil parasut, sementara hujan semakin deras disertai bunyi angin yang keras, segera aku memasang lampu kemah kecil yang biasa kubawa kalau aku naik gunung. Lumayanlah cahayanya cukup untuk menerangi di dalam tenda ini. Sementara kurasa hari menjelang maghrib, dan hujan masih saja turun walau tidak deras.

Adek dan Lina duduk meringkuk berdampingan dihadapanku sambil tangannya mendekap kaki.

”Kamu masuk aja ke sleeping bag itu, kelihatannya kok kamu kedinginan sekali” saranku pada Lina yang mulai menggigil kedinginan.
”Tapi copot sepatunya” lanjutku kemudian.

Lina diam saja, tapi menuruti saranku. Akhirnya Adek dan Lina tiduran berhimpitan di dalam sleeping bag sambil berpelukan.
Kuperhatikan saja tingkah mereka berdua,

”Hei kalian pada ngomong dong, jangan diem aja. Jadi serem nih suasananya” ucapku pada Adek dan Lina.
”Mas Son gak kedinginan..” tanya Lina tiba-tiba.
”Ya dingin to, siapa juga yang nggak kedinginan di cuaca seperti ini?” jawabku apa adanya.
”Kalian enak berduan bisa berpelukan gitu.. gak adil” kataku mencoba bercanda.
”Ya Mas Son sini to, kita berpelukan bertiga” kata Adek pendek, tak ada nada bercanda dalam nada omongannya.

”Waduh, gak salah denger nih?” pikirku.

Tak akan ada kesempatan kedua kalau hal ini kutanyakan lagi.

”Ya udah, kalian geser dong. aku mau di tengah biar hangat” kataku cuek sambil membuka resleting sleeping bagku.

Tidak sempat kuperhatikan ekspresi Lina atau Adek karena keadaannya yang remang-remang. Aku merebahkan diri diantara dua cewek yang baru kukenal ini, tak ada kata-kata atau komentar apapun, kulingkarkan kedua tanganku kepada Adek di sebelah kiri dan Lina disebelah kanan. Walau awalnya aku merasa canggung tapi setelah kunikmati dan merasakan dua tubuh hangat mendekapku dan akupun merasa nyaman sekali. Kepala Adek dan Lina bersamaan rebah di dadaku. Kurasakan deru nafas yang memburu dari keduanya dan dariku juga.

”Badan Mas Son hangat ya Lin?” kata Adek pelan seraya tangannya melingkar kebawah dadaku dan kakinya naik menimpa kakiku, barangkali Adek lagi membayangkan aku seperti gulingnya kalau dia pas lagi mau tidur.
”Iya tadi Lin takut sekali, sekarang dipeluk sama Mas Son, Lin jadi nggak takut lagi” jawab Lina pelan sambil mengusap kepalanya di dadaku.

Samar-samar tercium bau wangi dari rambutnya. Kemudian darahku terasa terkesiap saat lutut Adek entah disengaja atau tidak menyenggol burungku.

”Ehm..” aku hanya bisa berdehem kecil ketika kurasa hal itu ternyata mendorong birahiku naik.

Waduh, pikiranku langsung ngeres, rugi juga ya kalau kesempatan selangka seperti ini kusia-siakan, minimal harus ngelaba sesuatu nih..
Iseng-iseng tangan kiriku yang masih leluasa kuberanikan memeluk tubuh Adek mulai meraba-raba kebagian daerah buah dada Adek.

”Ehm..” Adek ternyata hanya berdehem pelan.

Akupun mulai berani meningkatkan aksiku lebih lanjut, aku mencoba meremas lembut susunya. Ternyata Adek hanya diam, dia hanya mendongakkan mukanya menatapku, sambil tangannya juga meraba-raba dan mengelus-elus dadaku. Kucoba mencium rambutnya lalu kukecup kening Adek, sementara tanganku terus meremas-remas susunya dengan tempo agak cepat.

”Aah.. Mas Son” suara Adek terdengar lirih.
”Ada apa Dek?” tanyaku pelan melihat Lina sudah mulai curiga dengan aktivitas yang kulakukan.
”Kamu masih kedinginan ya?” kataku lagi sambil menggeser tubuhnya agar lebih naik lagi.

Sementara tanganku jadi lebih leluasa menelusup ke dalam balik jaketnya dan membuka pengait BHnya yang masih tertutup dengan kaos luarnya. Adek hanya diam saja saat kulakukan hal itu, bahkan saat tanganku sudah sempurna merengkuh susunya dibalik BHnya. Dia menggigit kecil dadaku.

”Ah.. Mas Son..” katanya parau dengan tidak memperdulikan ekspresi Lina yang kebingungan.

Saat kupermainkan puting susunya, tiba-tiba Adek bangkit.

”Mas Son, Adek ma.. masih kedinginan” kata Adek dengan bergetar sambil menghadapkan mukanya ke wajahku sehingga jarak muka kami begitu dekat.



Kurasakan nafasnya memburu mengenai wajahku. Aku hanya bisa diam tercekat ketika Adek mulai menciumi mukaku dengan tidak beraturan, mungkin karena gelap hampir semuanya kena diciumnya. Kurasakan lagi kaki Adek sudah melakukan gerakan yang teratur menggesek-gesek ******ku naik dan turun. Tanpa sadar akupun membalas ciuman Adek, hingga akhirnya bibir kami bertaut. Dengan penuh nafsu Adek mengulum bibirku sambil lidahnya terjulur keluar mencari lidahku. Setelah didapatnya lidahku, dihisapnya dengan kuat sehingga aku sulit bernafas.

”Gila nih, cewek ABG sudah pintar french kiss” ucapku dalam hati.

Tanpa sadar tangan kananku mencengkram pundak Lina.

”Mas sakit Mas pundak Lina” kata Lina tiba-tiba yang menghentikan aktivitasku dengan Adek.
”Oh maaf Lin” jawabku dengan terkejut.

Kuperhatikan ekspresi Lina yang bengong melihatku dengan Adek. Tapi rasa tidak enakku segera hilang karena ternyata Adek tidak menghentikan aktivitasnya, dia tampaknya cuek aja dengan Lina, seakan menganggap Lina tidak ada. Adek terus menciumi telinga dan leherku.

”Mas Son, Adek jadi pengen.. Adek jadi BT, birahi tinggi” kata Adek lirih di telingaku sambil tangannya sudah bergerilya mengusap-usap ******ku yang masih tertutup rapat oleh celana jeansku.

”Waduh.. bagaimana ini” pikirku dalam hati.

Pikiranku serasa buntu. Kupandangi wajah Lina yang kaku melihat polah tingkah Adek yang terus mencumbuku. Lina pun bangkit dari rebahannya sambil beringsut menjauh dari badanku. Tak sempat ku berkata lagi, Adek yang sudah birahi tinggi tanpa ampun menyerangku dengan ganasnya, dicumbunya seluruh wajah dan leherku, malah kini posisinya menaiki tubuhku dan berusaha membuka bajuku.

Aku yakin walau suasananya remang-remang, Lina pasti melihat jelas semua aktivitas kami, bahkan dengan kaos dan BH Adek yang sudah tersingkap keatas dan tanganku yang sedang meremas-remas susu Adek, sekarang jelas terpampang di depan mata Lina. Kepalang tanggung, segera saja kurengkuh tubuh kecil Adek dan kuhisap puting payudaranya yang kecil dan berwarna merah kecoklatan itu secara bergantian dengan posisi adek diatas tubuhku. Pentil itu tampak sudah tegak mengacung karena pemiliknya sudah dilanda nafsu birahi yang sangat tinggi.

”Ah.. ah.. Mas Son..” gumam Adek lirih.
”Enak Mas, terus.. jangan dijilat terus, tapi disedot.. aah..” lanjutnya.

Aktivitas ini kuteruskan dengan mengelus dan meraba pantat Adek yang sejajar dengan ******ku. Kuremas pantat Adek sambil menggesek-gesekan ******ku pada daerah kemaluan Adek yang masih terbungkus dengan celana jeans yang dikenakannya. Kujilati semua yang ada di dada Adek, bahkan kugigit kecil puting mancung itu yang membuat Adek melenguh panjang.

”Aaahh.. sshh..”

Aksiku ternyata membuat Adek blingsatan, dikulumnya bibirku dan diteruskan ke leherku sambil berusaha membuka semua bajuku, nampaknya Adek mau balas dendam melancarkan aksi yang sama dengan yang kulakukan tadi.

Benar saja, begitu bajuku terbuka semua, Adek segera menghisap putingku dan menggigit-gigit putingku dengan ganas. Kurasakan sensasi yang luar biasa yang membuat ******ku semakin tersiksa karena tidak bisa bangun terhalang oleh celana jeansku. Saat itu bisa kuperhatikan Lina di samping kiriku yang sedang menatap nanar aktivitas kami, kulihat tangan kanannya dijepitkan pada dua belah pahanya, entah sedang terangsang atau sedang kedinginan.

Tanpa kata, kuberanikan tangan kananku mengelus paha Lina sambil berusaha meraih tangan Lina. Lina hanya diam saja, bahkan semakin terpaku saat melihat aksi Adek yang terus mencumbu bagian bawah pusarku. Aku yang merasa sangat geli hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan.

”Aah.. Dek, jangan dijilat di daerah situ terus.. ge..li se..ka..li..” ujarku dengan nafas tersengal.

Tanpa sadar aku sudah meremas tangan Lina dan Linapun kurasa juga membalas remasan tanganku. Tapi kejadian demi kejadian berlangsung begitu cepat, Adek seolah sudah tidak peduli lagi, dia langsung membuka ikat pinggangku diteruskan dengan membuka resleting celana jeansku. Aku hanya bisa pasrah menerima nasibku saat itu, keperhatikan tingkah Adek sambil tanganku tetap memegang tangan Lina.

Saat resleting celanaku sudah terbuka, Adek meraih ******ku yang masih terbungkus celana dalamku, lalu dielusnya sebentar kemudian ditariknya sampai selutut celana jeansku berikut celana dalamku juga. Tanpa banyak kata, Adek hanya memperhatikan sebentar ******ku kemudian mencium dan menjilat permukaan ******ku.

”Aah..” aku hanya bisa mengeluarkan kata itu saat Adek mulai mengulum ******ku dan mengisapnya.
”Aargh .. Dek, enak sekali Dek” erangku.

”Gila nih anak, baru SMA sudah selihai ini, aku tak habis pikir” gumamku dalam hati.

Saat Adek masih asik berkaraoke dengan ******ku, kulihat sekilas ke Lina, ternyata dia sedang memperhatikanku dengan pandangan yang tidak kumengerti artinya. Kemudian seperti ada dorongan lain kutarik tangan Lina sehingga tubuhnya rebahan lagi disampingku.

”Lin, aku ingin cium bibir kamu” bisikku perlahan di telinga Lina.

Saat itu Lina diam saja sambil tetap menatapku. Kutarik wajahnya mendekat dengan wajahku dan segera kulumat bibir Lina yang mungil itu.



”Eemh ..” suara yang terdengar dari mulut Lina.

Tak ada perlawanan yang berarti dari Lina, Lina diam saja tak membalas ciumanku, entah karena pasrah atau tidak tahu caranya berciuman. Kurasakan getaran birahi yang luar biasa saat ******ku terus dipermainkan oleh Adek sementara konsentrasiku terarah pada Lina yang pasrah. Segera saja aku menciumi dada Lina yang masih terbungkus oleh bajunya sementara tanganku yang satu mengelus-elus selangkangan Lina.

”Aah.. ah..” Lina mulai bereaksi panas saat kusibak bajunya sehingga aku bisa menjilati permukaan susu yang masih tertutup oleh BHnya yang berwarna pink.
”Ya diajari tuh Lina, Mas Son.. sudah gede tapi belum bisa bercinta” kata Adek tiba-tiba.

Kaget juga aku mendengar teguran itu, kuperhatikan Adek tenyata dia sudah tidak menghisap ******ku lagi, tapi sedang membuka celana jeans lalu celana dalamnya sendiri.

”Adek masukkin ya Mas” kata Adek pelan tanpa menunggu persetujuanku sambil mengarahkan ******ku ke lubang kawinnya yang tampak olehku disuburi bebuluan jembut keriting.

Pelan tapi pasti Adek membimbing ******ku untuk masuk penuh ke dalam tempiknya. Kurasakan rasa hangat menjalar dari ******ku ke seluruh tubuhku. Tempik Adek yang sudah basah oleh lendir pelumasnya memudahkan ******ku masuk ke dalamnya.

”Ah.. burung Mas Son gede.. terasa penuh di tempik Adek” katanya mendesis sambil menggoyangkan pantatnya dan memompanya naik turun.
”Ah.. ash.. ah.. enak sekali Mas Son” kata Adek parau sambil mencumbu dadaku lagi.

Aku yang menerima perlakuan demikian tentu saja tidak terima, kuangkat badan Adek dan mendekatkan teteknya ke mulutku sambil terus memompa dari bawah mengimbangi goyangan Adek.

”Huuf.. uh..uh.. aah.. terus Mas” erang Adek memelas.



Kujilati terus dan mengisap puting Adek bergantian kiri dan kanan, sementara Adek menerima perlakuanku seperti kesetanan.

”Ayo Mas.. Son.. terus.. ayo .. teruuss.. Adek mau dapet ni..” katanya bernafsu.

Tak beberapa lama kemudian, dengan kasar Adek mencium dan mengulum bibirku.

”Eeemhp.. aaah..”

Dan kemudian Adek terkulai lemas di dadaku, sementara aku yang masih memompa dari bawah hanya didiamkan Adek tanpa perlawanan lagi.

”Aaa.. berhenti dulu Mas Son, istirahat sebentar, Adek sudah dapat Mas Son” kata Adek lirih mendekapku dengan posisinya masih di atasku dan ******ku masih di dalam liang senggamanyanya.

Kurasakan detak jantung Adek yang bergemuruh di dadaku dan nafasnya yang ngos-ngosan mengenai leherku.

”Makasih ya Mas Son, enak sekali rasanya” kata Adek pelan.

Aku yang belum mendapatkan orgasme, hanya bisa melirik ke arah Lina yang saat itu ada di sampingku, ternyata tangannya sedang meremas-remas teteknya sendiri dibalik BH berendanya yang sudah terbuka. Segera saja kutarik Lina mendekatiku dan menyuruhnya agar ia berposisi push up mendekatkan teteknya kemulutku.

”Aah .. Mas Son..” kata Lina pelan saat tetek kanannya kuhisap.

Saat itu Adek bangkit dari posisi semula dan mencabut tempiknya dari ******ku, kemudian berbaring di sisi kiriku sambil merapikan kaosnya. Aku yang kini leluasa berusaha bangkit sambil mencopot celana jeansku yang masih menempel di lututku. Kuterus meremas-remas tetek Lina sambil mengulum bibir Lina yang kini posisinya berbaring di bawahku. Berbeda dengan yang tadi, kini Lina mulai agresif membalas kulumanku bahkan bibirnya menjulur-julur minta diisap.

Kubimbing tangan Lina untuk memegang ******ku yang masih tegang dan basah karena cairan kawin dari tempik Adek. Semula seakan ragu, tapi kini Lina mengenggam erat ******ku dan seperti sudah alami Lina mengocok ******ku waktu lidahku bermain di bawah telinganya dan lehernya.

”Aah .. Mas Son.. geli ..” hanya itu komentar dari bibir Lina yang seksi itu.

Perlahan lidahku mulai bermain di seluruh dada Lina, dari leher sampai gundukan teteknya kujilati semua, dan kugigit kecil pentil susu Lina yang berwarna kemerahan dan sudah tampak tegang itu.

”Aargh.. aah ..” Lina mulai menggelinjang.

Lina diam saja waktu kubuka ikat pinggangnya dan kubuka kancing celana jeansnya. Kuperhatikan Lina masih memejamkan matanya dan melenguh terus saat kucumbu bagian pentilnya, sementara tangan kanannya tetap menggenggam erat ******ku, dan tangan kirinya menekan-nekan kepalaku, sesekali menjambak rambutku. Kemudian tanganku menelusup ke dalam balik celana dalam Lina waktu kancing celana jeans Lina sudah terbuka, kurasakan sambutan hangat bulu-bulu jembut yang masih jarang diatas tempiknya. Kuelus-elus sebentar permukaan liang kawinnya, lalu jari-jariku tak ketinggalan bermain menekan-nekan tempiknya yang sudah basah oleh lendir kawinnya.



”Ah.. Mas.. Son .. aah” suara Lina semakin terdengar parau.

Aku segera mengalihkan cumbuan ke daerah perut Lina dan menurun menuju tempiknya. Kubuka celana dalam berenda yang juga berwarna pink itu tanpa melihat reaksi Lina dan segera menciumi permukaan tempik Lina yang masih ditumbuhi bulu-bulu jembut halus yang jarang-jarang.

”Ah.. jangan Mas Son .. ah..” kata Lina mendesis.

Tentu saja kubiarkan sikap yang menolak tapi mau itu. Lidahku sudah mencapai permukaan tempiknya lalu kujilati yang segera membuatnya menggelinjang dan dengan mudah aku menurunkan celana jeansnya sampai sebatas pahanya. Kujilati terus tempik Lina sampai kedalam-dalam sehingga pertahanan Lina akhirnya jebol juga, pahanya semula yang mengapit kepalaku mulai mengendur dan mulai terbuka mengangkang, sehingga akupun leluasa mencopot seluruh celana jeans dan celana dalamnya.

”Aah .. argh ..” desis Lina pelan.

Posisiku saat itu dengan Lina seperti posisi 69, walau Lina tidak mengoral ******ku aku tidak peduli tetap menjilati tempiknya dengan ganas dan tanpa ampun.

”Aah.. Mas .. truss.. ahhh .. enaak.. Mas .. aah ..” teriak Lina tidak jelas, sampai akhirnya pahanya menjepit erat kepalaku dan ******ku terasa sakit digenggam erat oleh Lina.
”Aaah.. Mas ..” teriakan terakhir Lina bersamaan dengan sedikit cairan birahi yang menyemprot dari dalam tempiknya kedalam mulutku.

Rupanya Lina sudah mendapat orgasme pertamanya walau dengan lidahku.

”Aah.. enak sekali.. Mas Son .. sudah ya Mas Son..” kata Lina pelan sambil tergolek lemah dan pasrah.

Akupun menghentikan aktivitasku dan mengambil nafas dulu karena mulutku jadi pegal-pegal kelamaan asyik mengoral tempiknya. Aku berbaring di tengah dua cewek ini dengan posisi yang terbalik dengan mereka, kepalaku berada diantara kaki-kaki mereka.
Baru sebentar aku mengambil nafas, kurasakan ******ku sudah ada yang memegang lagi.

”Mas main sama Adek lagi ya? Adek jadi nafsu ngeliat Mas Son main sama Lina” kata Adek tiba-tiba yang sudah bangkit dan kini tangannya sedang memegang ******ku.

Aku tak sempat menjawab karena Adek sudah mengulum ******ku lagi, bahkan kini pantatnya beralih ke wajahku, menyorongkan tempiknya kemulutku untuk minta dioral juga seperti tadi aku dengan Lina. Posisiku dengan Adek kini 69 betulan tapi dengan posisiku yang di bawah. Kujilati tempik Adek dengan lidah yang menusuk-nusuk kedalamnya.

”Eeemph .. emmph ..” Adek tak bisa mendesah bebas karena mulutnya penuh dengan ******ku.

Lama kami bermain dengan posisi itu, sampai akhirnya kuhentikan karena aku tidak tahan dengan isapan Adek yang luar biasa itu dan kalau dibiarkan terus akibatnya ******ku bisa muntah-muntah di dalam mulut Adek. Aku bimbing agar Adek berbaring di samping Lina sedangkan aku di atasnya mulai mencumbu lagi dari teteknya dengan menggesek-gesekan ******ku ke permukaan tempiknya yang dipenuhi oleh bulu-bulu jembut yang berwarna hitam pekat itu. Adek seperti mengerti, kemudian membimbing ******ku untuk masuk ke dalam lubang kawinnya. Akupun bangkit sambil mengarahkan ******ku siap untuk menghujam lubang senggama Adek. Pelan tapi pasti kumasukan ******ku mulai dari kepala hingga semuanya masuk ke dalam tempiknya.

”Aaah .. Mas Son ..” desis Adek sambil menggoyang pantatnya.

Kurasakan seret sekali tempiknya, beda sekali dengan yang tadi gesekan itu terasa nikmat menjalar di setiap centi dari ******ku dengan sesekali terasa denyutan pelan dari liang kemaluannya.

”Mas yang keras dong goyangnya.. terasa sekali mentok” kata Adek sambil melingkarkan tangannya ke leherku.

Akupun jadi semangat memompa tubuh ranum yang mungil ini. Di udara dingin seperti ini terasa hangat tapi tidak berkeringat.

”Aah.. ah.. terus Mas .. terusss.. ah.. ah ..” lanjutnya keenakan.

Mungkin sekitar 5 menit aku menggoyang Adek, sampai kemudian aku tidak tahan melihat teteknya yang bergoyang indah dengan puting kecil menantang. Akupun mengulum puting Adek sambil meremas-remasnya dengan gemas, sementara pompaan ******ku telah diimbangi goyangan Adek yang bisa kupastikan goyangan ngebor ala Inul tidak ada apa-apanya.

”Ma.. Mas .. Adek mau dapet laggii.. bareeng yaa.. ah.. ah..” desis Adek histeris.

Aku jadi terangsang sekali mendengar lenguhan Adek yang merangsang itu, kuteruskan aksiku dengan menjilat dan mencium dada, ketiak, leher, telinga dan pipi Adek.

”Aaarg ..” erangnya keras.

Adek mengulum bibirku sambil memejamkan matanya. Nampaknya Adek telah mendapat orgasmenya yang kedua, sementara tubuhnya menegang sebentar dan kemudian melemas walau aku masih memompanya. Aku segera mencabut ******ku dan mengocoknya sebentar untuk menumpahkan pejuku ke perut Adek.

”Crut.. crut..”

Pejuku keluar banyak membasahi perut Adek dan mengenai teteknya.

”Aaah..” akupun melenguh puas saat hasratku telah tersalurkan.

Adek mengusap-usap pejuku di perutnya kemudian membersihkan dengan tisu yang diambil dari celananya, sedangkan Lina mendekat dan melihat aksi Adek, kemudian membantu membersihkan pejuku.



”Baunya seperti santan ya?” komentar Lina sambil mencium tisunya yang penuh dengan pejuku.
”Ya udah. Semua dibereskan dulu” kataku memberi perintah kepada dua cewek yang baru saja bermain cinta denganku ini.
”Kita istirahat dulu ya sambil tiduran, nanti kalo sudah nggak hujan kita putuskan mau turun ke bawah atau bermalam disini ya” lanjutku kemudian.

Akhirnya akupun tertidur kelelahan dengan dua cewek yang mendekapku. Entah mimpi apa aku semalam bisa terjebak dalam situasi seperti ini.

Thursday, June 27, 2019

Video Bokep Siap Main Basket Bola Ngentot Bersenang

Video Bokep Siap Main Basket Bola Ngentot Bersenang
Nonton video bokep lainnya : 

Bingung Pilih Situs Online Judi yang tepat dan banyak bermunculan dari betting online sekarang? 

Dengan Agungpoker untuk cocok dengan pendatang baru dan penjudi online. 
Dikembangkan dan dikelola oleh para profesional aplikasi poker terkemuka. 
Agungpoker menawarkan inovatif pengalaman dalam bermain online , teraman, terbaik,  dan up to date tiap harinya. 

Mengapa anda harus pilih agungpoker? dengan alasan :
-. Support Bank Nasional Kami : BCA - BRI - BNI - MANDIRI - DANAMON
-. Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. 
-. Customer Service Professional 24Jam Online. 
-. Deposit Minimal 10.000 
-. Minimal Withdraw 25.000 
-. Bonus yang menarik . 

Kami hadirkan permainan disini : 
*. Pokerqq
*. Dominoqq 
*. Cemeqq
*. Cemeqq Keliling 
*. Capsa Susun 
*. Omaha poker
*. Superten poker 
banyak permainan lainnya. 

Link Resmi Kami : http://bit. ly/Agpkr88

Info Lebih lanjut hubungi : 

LINE : AGUNGPKR 
WECHAT : AGUNGPOKER
WA: +85585754910

Nonton bokep Sini : 


Video Bokep Cewek Jepang Begitu Mengoda kan

Video Bokep Cewek Jepang Begitu Mengoda kan 
Nonton video bokep lainnya : 
Ayo bergabung di AGUNGPOKER 
AGEN POKER TERPERCAYA INDONESIA


Kami memberikan promo bonus terbaik : 
- Promo Hadiah TurnOver AgungPoker 
- Bonus RakeBack 16.7%
- Bonus Deposit New Member*
- Bonus Referral 10% 
- Bonus Rollingan 0.2% 
Minimal deposit 10.000 dan minimal withdraw 25.000

Kami hadirkan permainan disini : 
*. Pokerqq
*. Dominoqq 
*. Cemeqq
*. Cemeqq Keliling 
*. Capsa Susun 
*. Omaha poker
*. Superten poker 
banyak permainan lainnya. 

Support Bank Kami : BCA - BRI - BNI - MANDIRI - DANAMON
Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. 
Aman dan Terpercaya 

1 User id bisa main 7 permainan. 100% Murni Player VS Player 

anda bisa kunjungi kami ke link :  http://bit.ly/Agpkr88 

Info Lebih lanjut hubungi : 

LINE : AGUNGPKR 
WECHAT : AGUNGPOKER
WA: +85585754910

Nonton sini : 


Wednesday, June 26, 2019

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Penghuni Kost

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Penghuni Kost  - AGUNGPOKER  Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumayan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu. Suasananya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagai bunga saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.




Mengingat service itu dimana saja harus baik.Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirahat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam pengalaman yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya, Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.



Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

“ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya

“ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .

“ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.

“ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku

“ Iya ,tapi sakit “ katanya

“ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.

“ Akh,Ang ..shhhhhhhh “ kata mendesah

Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

“Ukh, teruskan yang “ kataku

“ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.

“ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

“Akh, teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

“Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.



“Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku

“Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

“Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya

“Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

“Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.



“Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.