AgungPoker - Agen Poker Terpercaya

AGUNGPOKER.COM AGEN JUDI TERPERCAYA Kami memberikan promo bonus terbaik : - Bonus Refferal 10% - Bonud Rakeback 16.7% - Bonus Rollingan 0,2% - Bonus Deposit New Member Minimal deposit 10.000 dan minimal withdraw 25.000 Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. LIVE CHAT KAMI 24JAM TELEGRAM: @AGUNGPOKER LINE : AGUNGPKR WECHAT: AGUNGPOKER WHATAPPS : +85585754910

Agen Bola Terpercaya

Ocebet - Agen Judi Superlengkap seindonesia Kami menghadirkan berbagai permainan poker, bola, casino, live game, slot game, dan masih banyak lainnya. Kami memberikan bonus menarik seperti bonus deposit untuk permainan bola sebesar 20%, bonus deposit live casino 5%, bonus cashback sportbook 5%, bonus rebate yang lain, pencapain turnover poker akan dapatkan hadiah besar, dan bonus refferal seumur hidup. anda tidak akan menyesal bergabung bersama kami. anda akan pasti pemenang disini. live chat kami 24jam. Telegram kami : ocebet wechat kami : ocebet line kami : ocebet wa kami : +855977383999.

Thursday, February 28, 2019

Cerita Dewasa Kehangatan Tubuh Calon Mertuaku

Cerita Dewasa Kehangatan Tubuh Calon Mertuaku - AGUNGPOKER Namaku Leo aku seorang pemuda yang tidak memiliki pekerjaan, setelah lulus kuliah aku sudah berusaha mencari pekerjaan namun hingga saat ini belum juga aku mendapat panggilan setelah berklai-kali aku ajukan surat lamaran pekerjaan ke perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan jurusanku. Dan saat ini aku memiliki pacar yang masih kuliah Donita namanya.




Donita tidak begitu cantik karena cantik itu memang relatif, namun dia begitu seksi dan sintal di tambah dia sering memberikan semua kebutuhanku. Donita begitu tajir karena itu lama juga aku berhubungan dengannya, bahkan untuk urusan melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa sering kami lakukan. Bahkan Donita sering mengatakan puas dengan permainan sexku.

Diapun sering mengajakku ke rumahnya yang begitu besar namun sering di tinggal oleh orang tuanya ke luar negeri. Sudah sebulan Donita bilang kalau mamanya kini tinggal di rumahnya karena itu dia jarang mengajakku, kalau ingin kecan melakukan cerita sex kami pergi ke hotel. Dan disana kami melakaukannya dengan puas, dan seperti biasa Donita selalu memberikan apa yang aku inginkan.

Hingga pada suatu saat Donita mengenalkan aku pada papanya yang baru datang dari luar negeri. Papanyapun menanyakan tentang pekerjaanku dan aku terus terang kalau belum juga memiliki pekerjaan. Mungkin karena itu akhirnya papa Donita memberikan aku sebuah pekerjaan di salah satu cabang perusahaanya yang ada di Jakarta, dan aku semakin senang mendengarnya.


Namun ada juga temanku yang bilang kalau hal itu akan membuatku semakin tergantung pada Donita, aku sadar kalau Donita memang tidak cantik-cantik amat namun dengan penampilannya dan juga tubuh seksi dan kulitnya putih terang membuatnya terlihat begitu menawan bagi pria. Bahkan ketika kami melakukan adegan cerita dewasa dia sepertinya begitu lihai melakukan adegan itu.

Walau sebenarnya aku merasa kurang puas dengan permainan sex yang dia berikan. Tapi aku menutupinya di depan Donita karena bagaimanapun juga dia telah memberikan semua yang aku inginkan. Hubungan kami semakin serius setelah aku bekerja di kantor papanya Donita, hingga akhirnya aku di undang di acara keluarganya. Dan baru kali ini aku melihat langsung sosok mama Donita.

Karena selama ini aku memang belum pernah bertemu dengannya, aku kira dia merupakan wanita layaknya seorang mama yang berpenampilan biasa. Aku benar-benar tidak mengira kalau dia berpenampilan modis bahkan jika dibandingkan dengan Donita, dia kalah cantik dari mamanya akupun sempat terperangah melihatnya karena sebelum masuk ke acara pesta ini di depan tadi aku menabraknya dengan tubuhku secara tidak sengaja.

Karena itu aku begitu pangling ketika dia diperkenalkan padaku sebagai mama dari Donita, ternyata kecantikan mamanya lebih terlihat daripada Donita. Kulitnya saja Donita yang nurun dari mamanya begitu putih dan mulus sedangkan wajahnya dia lebih mirip papanya dan jauh lebih cantik mamanya, bahkan mereka berdua lebih terlihat seperti adik kakak saja.

Kekagetanku mungkin terlihat karena saat itu mamanya Donita tersenyum saat menatapku, namun tidak ada yang melihat tatapannya padaku. Dan hal itu membuat aku selalu memikirkannya, kalau boleh jujur sejak saat itu aku sering memikirkan mamanya Donita. Bahkan ketika aku bertemu dengannya aku merasakan jantungku berdegup kencang layaknya orang yang menaruh hati.

Hampir di setiap tidurku aku selalu memimpikan mamanya Donita, entah dia tahu atau tidak. Karena ketika aku sudah resmi tunangan dengan Donita, mamanya bersikap begitu dekat padaku dan aku pikir mungkin dia sudah menganggapku sebagai anaknya karena kini aku sudah resmi menjadi calon menantunya. Akupun sering menginap di rumah Donita dan seperti biasa kami melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa.



Sedangkan papanya Donita msih sering berada di luar negeri. Sedangkan mamanya berada di disini karena memang masih memegang kendali perusahaan yang ada disini, hingga pada suatu hari dia meintaku untuk menemaninya pergi meeting ke luar kota. Dan rencananya dia tidak ingin menginap karena itu menyuruhku untuk menemaninya karena dia tidak ingin memakai sopir.

Awalnya aku menolak ketika Donita mengatakan hal itu “Aku malu sayaang..” Namun dia tetap membujuk “Ayolah sayang kapan lagi kamu bisa dekat dengan mama.. dia jarang-jarang lho ngajak orang kalau belum dia percaya..” Akhirnya akupun mau menerima ajakan mamanya Donita, semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan hal itu, bagaimana tidak besok aku akan pergi dengan wanita yang selama ini berada di mimpiku.

Kamipun berangkat pagi dari rumah Donita, dia tersenyum padaku sambil berkata pada mamanya “Ma.. kalau bisa jangan sampai nginep ya..” Mamanya tersenyum lalu mencium pipi Donita “Memangnya mama mau main-main ke sana apa?” Katanya lalu kamipun berangkat pagi itu. Kurang lebih tiga jam akmi sudah sampai di hotel yang akan menjadi tempat meeting mama sekaligus tempatku untuk istirahat.

Mama langsung menyuruhku untuk segera ke dalam kamar hotel yang telah dia pesankan untukku. Sedangkan mama langsung menemui relasi kerjanya, begitu sampai di dalam kamar aku langsung rebhan namun ketika aku hendak memejamkan mata datang room service menawarkan makanan serta minuman, akupun kembali rebahan di atas kasur hotel itu dan tidak lama akupun tertidur.

Aku terbangun karena merasakan ada yang menyentuh bibirku, hangat kurasa tapi aku masih malas membuka mataku. Namun dia sepertinya begitu buas melumat bibirku ketika aku buka mata betapa aku terkejut karena di depanku adalah mama Donita, aku terperanjat namun aku langsung membalasnya dengan begitu mesranya bahkan kontolku menjadi lebih tegang karenanya.

Dengan hanya berciuman kontolku sudah menegang “Aaaaaggghhh… aaaaggghhh… aaaauuuggggghhhh…” Mama menatapku sambil memegang kedua pipiku “Leo..aku suka kamu dari pertama kali melihat kamu..” Aku tidak menyangka benar-benar tidak menyangka sebelumnya kalau wanita ini juga merasakan hal yang sama denganku dengan cepat kembali aku melumat bibirnya hingga tubuh mama berada dalam dekapanku.

Kamipun melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa, dan aku melihat mamanya Donita melepas pakaiannya dan dengan jelas aku dapat melihat tubuh mulusnya di depanku. Dia tersenyum “Ayo.. Leo.. lakukan… sayaaang…” Segera aku lepas celana serta bajuku lalu kembali aku bergumul dengannya “OOouuugggghhhhhh….. aaaaagggggghhhhh… aaaagggghhhh…. aaaaaagggghhhhhh..” Desahku menikmatinya.

Kini tangan mama menyuruhku untuk segera menindih tubuhnya perlahan akupun naik dan dengan gerakan lambat aku menggoyang tubuhnya “OOOouugghh…. aaaagggghhhh…. aaaagggghhh…. aaaaggghhh..Leoo..mama..sayaaaang.. kamu… aaaaggghhhh..” Mama juga ikut bergerak di bawah tubuhku yang sedang menggoyang tubuhnya, benar-benar beda dengan permainan Donita.

Layaknya pemain adegan cerita dewasa mama terus memutar-mutar pantatnya dan hal itu membuat aku merasakan kenikmatan yang luar biasa “OOouuuuuggghhh…… aaaggghhhhhh… aaaaaaaggggghhh… aaagggggghhhh… aaaaaggggghhh..” Aku lihat kontolku yang keluar masuk dalam memek Donita, masih begitu besar dan aku melihat wajah mama yang terpejam menikmati goyangan pantatku.



Karena sudh lama juga akhirnya akupun mempercepat gerakanku, apalagi aku merasa memek mama sudah basah “OOoouugggghh… aaaagggghh… maaaaa…a aaaaaaggghh.. Leooo… nggak … tahaaan.. laaagiiii… aaagggghh..” Saat itu juga aku memuncratkan spermaku kedalam rongga memek mama, diapun mendekapku dengan begitu eratnya dan aku balas dengan mesra bahkan berkali-kali aku menciumnya.

Cerita Hot Bejatnya Orang Yang Aku Cintai

Cerita Hot Bejatnya Orang Yang Aku Cintai - AGUNGPOKER  Kisah ini merupakan kisah kehidupanku sendiri berawal semenjak aku duduk di kelas dua SMP aku sudah berpacaran dengan Gilang teman sekelasku. Meskipun hanya sebatas cinta monyet tapi aku benar-benar menyukainya bahkan hingga kini aku selalu mengingatnya. kami berpisah saat lulus dari SMP dan lostkontak setelah itu karena aku dengar Gilang pindah keluar kota bersama dengan keluarganya.





Kini aku sudah menginjak dewasa dan sudah kuliah di salah satu kota besar jauh dari kampung halamanku. Dengan usia yang sudah menginjak 21 tahun aku harus pintar-pintar mengatur keuanganku karena aku tahu kalau ayah ibuku hanyalah seorang PNS biasa, dan bukan hanya aku saja yang mereka biayai tetapi juga kedua adikku yang masih sekolah di kampung.

Namaku Elena anak sulung dari tiga bersaudara, aku juga satu-satunya anak perempuan di keluargaku karena kedua adikku cowok semua. Dan akupun harus menjadi panutan yang baik bagi kedua adikku itu, karena itu aku jarang terlihat bersama dengan seorang cowok apalagi kalau sampai melakukan adegan yang tak layak seperti dalam cerita dewasa ngentot yang biasa di lakukan teman-temanku.

Sejak putus dari Gilang aku tidak pernah lagi menjalin cinta dengan cowok, hingga aku lewati masa SMAku tanpa adanya kenangan dengan seorang pacar. Hingga kini menginjak semester dua aku kembali di pertemukan dengan Gilang secara tidak sengaja di sebuah mal yang lumayan dekat dengan tempat kostku. Saat itu Gilang sendirian sambil mendorong troli belanjaan.


Sebenarnya aku melihatnya terlebih dahulu, tapi aku kaget bukan main sebelum aku bisa pergi dari tempat itu “Lenaa…” Teriaknya aku masih ingat suara itu, tanpa bisa menghilangkan rasa maluku akupun menoleh ke arahya “Hai.. kamuu.. ada disini…” Dia menghampiriku singkatnya kamipun makan bareng di mal tersebut, dan dari situ aku tahu kalau Gilang memang tinggal di kota ini.

Sejak saat itu kami jadi lebih sering berhubungan rupanya Gilang masih seperti dulu, dia begitu perhatian padaku. Bahkan sikapnya masih sama seperti kami pacaran dulu dia selalu menghubungiku sepanjang waktu, entah itu pagi untuk mengingatkan aku agar tidak lupa untuk sarapan ataupun di malam hari sebelum aku terlelap tidur. Perhatian yang di berikan oleh Gilang kembali menumbuhkan benih-benih cintaku.

Tidak terasa hubungan kami sudah berjalan dua bulan meskipun masih belum ada komitmen diantara kami berdua. Hingga pada suatu hari Gilang mengajakku pergi ke sebuah tempat dimana hanya ada kami berdua, sebenarnya Gilang mengajakku dengan alasan ke rumah temannya. Tapi begitu sampai di ruamh ini aku tidak melihat seorangpun meskipun rumahnya lumayan besar.

Mungkin Gilang tahu kalau aku gugup “Ayo duduk aja.. nggak ada orang kok..aku emang sengaja ngajak kamu kesini..” Gilang menuju ke dalam sedangkan aku masih berada di ruang tamu rumah tersebut, kemudian dia datang dengan membawa minuman untukku. Karena merasa haus dan juga gugup akupun meminumnya, tanpa merasa curiga sedikitpun aku terus menghabiskan minuman tersebut.

Tidak lama berselang aku merasa hangat seluruh tubuhku, bahkan serasa ada yang menggelitik diseluruh tubuhku. Gilang semakin mendekat padaku dan aku bukan lagi mendengarkan dia bicara tapi tatapan mataku fokus pada bibirnya. Dan entah kerasukan darimana aku langsung mendekat dan melumat bibir Gilang yang begitu menggodaku terasa hangat rasanya.

Apalagi bibir Gilang mulai bermain dengan lidahnya di dalam rongga mulutku. Serasa ada yang membangkitkan gairah sexku, karena tubuhku semakin panas saja rasanya dan ketika Gilang mulai melepas pakaianku aku hanya diam saja “OOooouuuuuhhhh…. aaaaaahhhh.. Gilaaaaaangg… jaaangaaaan… aaaaahhhhhhh… eeeehhhhmmmmm…. aaaaahhhh..” Desahku menggelinjang.

Namun bukannya menghentikan perbuatannya dia malah melepas bajunya sendiri. Hingga terlihat kontolnya mengacung padaku aku menutup mataku dengan kedua telapak tanganku “Sini …aku masukkan ya..nanti juga enak kok..” Katanya merayuku, bukannya menolak aku malah menggangguk entah keberanian darimana seakan ingin segera menikmati adegan layaknya dalam cerita ngentot.

Gilang agak keras mendorong tubuhku hingga akupun terlentang di atas sofa itu. Kemudian dia menindih tubuhku dengan keras juga dia memasukkan kontolnya ke dalam kemaluanku “Ooouuuwwww..sakiit..aaaaggghh…. heeeeeggghhh… aaagggghhh..” Gilang tidak memperdulikan jeritanku dia masih saja bergerak ketika kontol itu sudah menyusup dalam memekku.

Anehnya gerakan Gilang yang awalnya membuat sakit kemaluanku akhirnya nikmat juga kurasa “OOooouuugggghh…. aaaaaggghhh… aaaaagggghh… aaaagggghhh… aaaaggghhhh..” Kini aku tidak lagi diam tapi juga menggerakan tubuhku di bawah tubuh Gilang, bagai pemain dalam adegan cerita ngentot kami terus melakukan gerakan mesum itu dan aku tahu rasa nikmatnya tiada terkira.



Gilang semakin cepat melakukan gerakan turun naik di atas tubuhku. Bahkan akupun sampai menjambak-jambak rambutnya sedang bibir Gilang kembali menunduk untuk mencium bibirku sambil terus bergoyang “Oooooouuggghh…. aaaaaggggghhh… aaaaaggghhh… aaaaaagggghhh.. ” Panas tubuh yang aku rasakan berangsur membaik berganti dengan rasa kenikmatan yang diberikan oleh Gilang.

Kini dia semakin menekan semakin dalam kontolnya dalam memekku sampai akhirnya aku mendengar dia mengerang panjang “Ooouuggghh… aaaaaggghhh… saaayangg… aaaaggghhhh… aaaagghhh… aaaggghhh..”Saat itulah aku merasakan memekku becek oleh sesuatu yang begitu kental dan hangat kurasa. Dan aku lihat Gilang terhempas di samping tubuhku.

Sejak saat itu aku semakin sayang pada Gilang dan aku merasa kalau kami sudah balikan lagi seperti dulu. Meskipun tidak ada kata cinta ataupun mengajak balikan lagi dari Gilang. Sampai akhirnya pada suatu hari aku pergi ke kampus Gilang tanpa memberitahunya, sesampainya disana aku masih celingukan mencari sosok Gilang tapi belum ketemu juga.



Aku tidak menghubunginya karena ingin mengejutkan Gilang. Namun ketika aku jalan terus menuju halaman kampusnya aku melihat Gilang sedang berduaan dengan seorang gadis, sebelum aku mendekat aku melihat mereka begitu mesra. Dan yang membuat aku sakit hati karena bukannya menghampiriku Gilang malah pergi begitu saja bersikap seolah tidak mnegenalku, akupun merasa lemas saat itu juga.

Cerita Dewasa Memek Gadis Binal Disebelah Rumahku

Cerita Dewasa Memek Gadis Binal Disebelah Rumahku -  Aku seorang pria yang sudah menginjak usia 25 tahun dan saat ini aku menjalin hubungan dengan seorang wanita yang seumuran denganku dan juga satu kantor Elina namanya. Kami bekerja di perusahaan yang sama meskipun beda ruangan, hampir dua tahu aku berhubungan dengannya. Tapi kami masih betah pacaran dan aku tidak pernah mendengar Elina menuntut untuk segera aku nikahi.





Padahal kami sering melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot, mungkin karena sama-sama pengertian juga. Jadi kamipun jarang sekali ribut, aku lihat Elina begitu percaya padaku tidak pernah seklaipun dia cemburu ketika melihatku dengan teman wanita lainnya. Seperti halnya saat dia mendapati aku sedang makan siang dengan teman wanita tanpa mengajaknya.

Elina juga sudah mengenal keluargaku bahkan dia begitu dekat dengan mamaku. Karena dia sering main ke rumah dan mamaku juga sudah merestui hubungan kami, tapi akhirnya akupun menghianati Elina kekasihku. Semua ini terjadi ketika ada tetangga baru yang menempati rumah sebelah rumahku, mereka dari luar kota karena rumah kami bersebelahan akhirnya kami menjadi kenal baik.

Yang membuat aku menjadi lebih dekat lagi dengan anak gadisnya yang bernama Iska, saat itu aku sedang berdiri di balkon kamarku. Aku tidak menduga kalau akan melihat pemandangan dari kamar Iska dengan begitu jelasnya, aku lihat dia sedang memakai handuk dan berganti pakaian di depan meja riasnya dengan santainya dia masih berdiri dengan keadaan tubuh telanjang bulat.

Sebagai laki-laki melihat pemandangan gratis seperti itu akupun tidak membuang kesempatan itu. Dan hal itu tidak terjadi sekali namun berkali-kali, aku sering melihat Iska telanjang bulat hilir mudik di dalam kamarnya dengan jendela terbuka, hingga nampak begitu jelas dari kamarku. Karena dia juga setiap kali aku melakukan adegan cerita ngentot dengan Elina aku membayangkan wajahnya.

Hingga pada suatu hari aku di suruh mama untuk mengantar kue buatan mama pada tante Vivi yang tidak lain mama dari Iska. Begitu aku lihat pintu terbuka akupun terkejut karena bukan tante Vivi yang membuka pintu, melainkan Iska dengan sedikit gugup aku berikan kue itu padanya lalu akupun hendak pulang tapi Iska menghentikan langkahku “Mas Doni.. masuk dulu aah.. ” Akupun masuk ke rumahnya.

Tapi aku tidak melihat orang di dalam sana “Pada kemana Is..kok sepi..” Kataku namun bukan menjawabku dengan serius dia malah bercanda “kan.. enak mas.. sepi.. sepi..” Aku tidak melihatnya namun dia kembali berkata “Ayo mas.. duduk di dalam aja yuk..” Belum sempat aku nanya kemana dia sudah menarik tanganku dan betapa terkejutnya aku ketika dia masuk ke dalam kamarnya.

Aku sedikit terbengong namun Iska dengan manjanya berkata padaku “Kenapa masih gugup mas Don.. bukannya mas Doni tiap hari liat kamar ini..” Aku kaget dan mataku melihat ke arah Iska dia tersenyum penuh godaan padaku, ketika dia mendekat kamipun langsung berciuman meskipun aku masih belum percaya melakukan hal ini dengan Iska gadis binal yang baru saja pindah ini.

Iska benar-benar binal karena dia tidak basa basi, dengan cekatan dia lepas pakaianku dan diapun melepas pakaiannya “Maass.. Donii… ayooo.. maaaas…. aaagggghh… ” Desahnya sambil terus melumat bibirku dan kontolkupun menegang sedikit demi sedikit, sampai akhirnya sangat besar ketika tangan Iska menarik-nariknya dengan lembut bahkan dia serasa mengocok kontolku itu.

Sampai akhirnya dengan bantuannya akupun dapat memasukkan kontolku, setelah dengan santainya Iska terlentang di atas kasur empuknya “OOouuggghh… oooouuuggghh.. mas… Doniii… aaaagggghh.. teruuuuuussss… maaaas…. aaaaggggghhhh… aaaaaggggghhh…. aaaaagggghhhh… aaagggghhh..” Katanya begitu menggoda karena itu aku semakin bergairah saja menggerakkan tubuhku.



Dengan turun naik di atas tubuhnya layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot, kamipun terus bergumul “OOouuuggggghhh… aaaagggghh… aaaaggggggghhh.. aaaaagggghh… aaaagggghhhh… aaaaaggghhh.. ” Desah Iska sambil ikut bergerak di bawah tubuhku rupanya dia begitu mahir melakukan adegan cerita ngentot ini, Elina saja kalah dengan permainan seksnya.

Akupun tidak kuat menahan gerakan yang dilakukan oleh Iska padaku, dengan erangan panjang akupun mencoba melampiaskan kenikmatan yang aku rasakan “Oooouugggghh… oooouuuggggghh… aaaaagggghhhhh.. Iskaaaa… aaagggghh.. kamuuu.. aaaaggghhh.. teruuus…. sayaaang… aaaggggghhh…” Dia tersenyum ketika mendengar hal itu dari mulutku dan terus bergoyang di bawah tubuhku.

Akupun mempercepat gerakanku bahkan sampai-sampai aku tarik kaki Iska dan aku taruk di kedua bahuku, dengan keras kembali aku bergerak “OOouuggggghhh… aaaagggghh.. maaas… Doniiiii… aaaggghh.. niiikmaaaat… maaas…. aaaaggggghhh… aaaagggghhh.. aaaaaggggghh… aaaaaagggghh… aaaaggghhh..” Iska bergelinjangan seperti cacing kepanasan bahkan deru nafasnya begitu memburu.

Sampai akhirnya aku rasa kontolku akan segera menyemburkan larvanya dan “Aaaagggghhh… aaaaaggghh.. Is… aaaggghh.. mas… sudaaaah.. nggak.. taaahaaan… aaaaggghh… aaaaggghhh.. aaaagggghh.. aaaaggghhh..” Iska sepertinya mengerti layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot, dia peluk tubuhku dan mengapit  tubuhku dengan kedua kakinya.

Memek Iska terasa menyedot kontolku yang sudah mulai melemas di dalamnya, dan akupun terkulai lemas di atas tubuhnya. Tapi ketika aku sadar berada di dalam kamar Iska segera aku bangun “Mau kemana mas..?” Kata iska dengan tatapan kecewa, aku menciumnya dan berkata “Mas takut nanti ada yang datang.. ayo kita duduk di depan..” Iska tersenyum diapun bangkit.



Lalu membersihkan tubuhnya setelah itu dia kembali merapikan pakaiannya, dan menuruti perkataanku duduk di teras depan rumahnya. Dan benar saja begitu aku duduk dengan Iska tidak lama kemudian mamanya datang, begitu melihatku mama Iska tersenyum “Doni.. tumben ke sini..” Iska yang menjawab “Itu ma.. mas Doni bawain kue dari tante katanya..” Kamipun mengobrol di teras itu cukup lama.

Monday, February 25, 2019

Video Bokep Cewek Cantik Penuh Pesona

Video Bokep Cewek Cantik Penuh Pesona

Video Bokep Terkait Lain : 


Bingung Pilih Situs Online Judi yang tepat dan banyak bermunculan dari betting online sekarang? 

Dengan Agungpoker untuk cocok dengan pendatang baru dan penjudi online. 
Dikembangkan dan dikelola oleh para profesional aplikasi poker terkemuka. 
Agungpoker menawarkan inovatif pengalaman dalam bermain online , teraman, terbaik,  dan up to date tiap harinya. 

Mengapa anda harus pilih agungpoker? dengan alasan :
-. Support Bank Nasional Kami : BCA - BRI - BNI - MANDIRI - DANAMON
-. Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. 
-. Customer Service Professional 24Jam Online. 
-. Deposit Minimal 10.000 
-. Minimal Withdraw 25.000 
-. Bonus yang menarik . 

Kami hadirkan permainan disini : 
*. Pokerqq
*. Dominoqq 
*. Cemeqq
*. Cemeqq Keliling 
*. Capsa Susun 
*. Omaha poker
*. Superten poker 
banyak permainan lainnya. 

Link Resmi Kami : http://bit.ly/2HeHuxA

Info Lebih lanjut hubungi : 
PIN BBM KAMI : AGUNGPKR
LINE : AGUNGPKR 
WECHAT : AGUNGPOKER
WA: +85585754910

Nonton Bokep Sini : 



Video Bokep Vagina Main Diatas Kontol Secara Hangat

Video Bokep Vagina Main Diatas Kontol Secara Hangat

Video Bokep Terkait Lainnya : 


Ayo bergabung di AGUNGPOKER 
AGEN POKER TERPERCAYA INDONESIA


Kami memberikan promo bonus terbaik : 
- Promo Hadiah TurnOver AgungPoker 
- Bonus RakeBack 16.7%
- Bonus Deposit New Member*
- Bonus Referral 10% 
- Bonus Rollingan 0.2% 
Minimal deposit 10.000 dan minimal withdraw 25.000

Kami hadirkan permainan disini : 
*. Pokerqq
*. Dominoqq 
*. Cemeqq
*. Cemeqq Keliling 
*. Capsa Susun 
*. Omaha poker
*. Superten poker 
banyak permainan lainnya. 

Support Bank Kami : BCA - BRI - BNI - MANDIRI - DANAMON
Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. 
Aman dan Terpercaya 

1 User id bisa main 7 permainan. 100% Murni Player VS Player 

Link alternatif kami : http://bit.ly/2HeHuxA 

anda bisa kunjungi kami ke link :  http://bit.ly/2B1vpea

Info Lebih lanjut hubungi : 
PIN BBM KAMI : AGUNGPKR
LINE : AGUNGPKR 
WECHAT : AGUNGPOKER
WA: +85585754910

Nonton Bokep Sini : 



Cerita Dewasa Rintihan gadis perawan suka sex

Cerita Dewasa Rintihan gadis perawan suka sex - AGUNGPOKER  Ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu saat umurku 25 tahun. Waktu itu aku setahun tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Saat itu aku bekerja disebuah koperasi dekat komplek. Sampai umurku yang 25 tahun waktu itu, masalah wanita kehidupanku tidak pernah kosong. Kehidupanku selalu dihiasi oleh banyak wanita yang cantik dan seksi-seksi. Aku juga selalu meniduri wanita yang menjadi kekasihku, karena aku selalu ngaceng kalau melihat wnaita cantik dan semok. Begitu juga dengan kalau aku melihat kekasihku berpakaian seksi, aku langsung saja mengajaknya untuk berhubungan Sex.


Sebagai lelaki aku sangat beruntung sekali dengan kehidupan Sex ku yang tak pernah kosong. Naah waktu itu aku baru aja putus dengan kekasihku karena aku sudah bosan dengan Vaginanya yang semakin lama aku rasakan makin gak enak. Sesudah putus sekarang aku ingin meraskan sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah aku disebut sebagai lelaki yang beruntung. Ketika aku pulang dari kerja aku melihat seorang gadis muda sedang menyapu lantai rumahnya, Sekejap aku berpikiran kalau inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aku melihat gadis itu sedang menyapu dengan menggunakan tank top ketat dan celana pendek yang juga ketat. Dari luar tank topnya aku melihat payudara yang sangat padat dan berisi. Ukurannya lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya gak ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung naik.

Akal bulusku pun langsung keluar, karena rumah gadis itu gak jauh dari rumahku maka akupun sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Venti, saat itu Venti kelas 1 SMA didekat komplek. Venti termasuk gadis yang lugu, namun dia sering memakai pakaian yang sangat seksi. Aku sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren aku melihat Venti sedang nyapu. Filingku pun tepat, setiap pulang aku selau tepat dengan Venti, dan aku pun menggodanya dengan memberikan siulan kepada Venti. Venti pun yang mengetahui kalau aku yang menyiulinya pun membalas dengan senyumannya yang manis. Begitu seterusnya hingga aku akrab degannya.

Suatu sore saat aku sedang libur kerja, aku melihat Venti dengan kebiasaanya setiap sore. Sore itu Venti menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali, sehngga menonjolkan bentuk tubuhnya yang sangat indah. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka Venti menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh Venti dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh Venti dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut Venti mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada Venti “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Venti berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia Venti menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Venti mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus Venti ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat Venti terkejut dan Ventipun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat Venti kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.

Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan Venti yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH Venti yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH Venti tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu Venti mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur.

Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat Venti kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata Venti memakai celana dalam model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa Venti selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis celana dalam.

Lima menit berlalu terdengar suara Venti “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Venti pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Venti. “Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Venti mengalami orgasme untuk yang pertama kali.



Setelah Venti mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Venti “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa Venti membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.

Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH Venti yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan Venti namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi Venti tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut.

Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Venti, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat Venti terkejut.

Pada saat Venti terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo Venti ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu Venti menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Venti menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, Venti menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Venti tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

Melihat Venti yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat Venti menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena Venti telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Venti tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.

Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Venti tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku Venti menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah.

Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Venti dari belakang. Aku berbisik ketelinga Venti, enak ya, Venti langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Venti dan menyuruh Venti untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa Venti menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.

Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih Venti, tangan kananku membuka kancing baju Venti satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Venti sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan Venti kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok Venti dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Venti makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

“Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Venti tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Venti aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Venti belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw Venti, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Venti.

Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Venti mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia Venti mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat Venti terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa Venti baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar Venti dapat mencium bau cairan cintannya. Cerita Bokep

Setelah beberapa saat aku melihat Venti mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun Venti tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Venti menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Venti pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

Dengan melihat Venti pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Venti kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Venti menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Venti mendesah dengan panjang.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Venti menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Venti. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Venti tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Venti semakin tidak karuan menggeliat.
Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Venti begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Venti masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.



Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh Venti yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata Venti melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Venti mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut Venti dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat Venti hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.
Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh Venti mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar Venti semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh Venti disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong Venti (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan Venti yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Venti..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Venti yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Venti. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Venti dan terlihat Venti menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw Venti walaupun telah basah oleh lendirnya.

Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Venti sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Venti “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Venti terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw Venti,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum Venti sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw Venti dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Venti maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Venti tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Venti menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Venti merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Venti menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Venti membut tubuh Venti semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh Venti menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian Venti memeluk tubuhku dengan erat. Venti telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.

“Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”

Setelah Venti orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Venti pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara Venti menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu.

Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Venti, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

Aku langsung memeluk Venti dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Venti kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw Venti mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Venti pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Venti aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.



Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Venti sering melakukan Sex di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Venti sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Venti tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat Venti tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunyaa.

Cerita Dewasa Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot

Cerita Dewasa Birahi Tinggi Bertemu Janda Kembang Hot  - AGUNGPOKER Kali ini bercerita tentang pengalaman yang saya alami 3 tahun yang lalu,sebelumnya, perkenalkan Namaku Sony, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh.




Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.

Kehadiran anak2 jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Sinta kini berusia 10 tahun dan jeremy adiknya berusia enam tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

Sejalan dengan itu, nafsu birahi ku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

Tidak terasa 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya.

Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

“Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.

Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

“Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Sony. Boleh saya lihat mesinnya?”

Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

“Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Linda. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.”

“Aku Sony”, sahutku sopan.

Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.

“Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.

“Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

“Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.

“Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.

“Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

“Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.

“Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.

“Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”

“Ah, Sony bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.

Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Linda, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

“Saya menunggu Sony di rumah.”

Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Linda. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

“OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Linda tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina.



Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

“Pak Sony?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Linda menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Linda keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

“Selamat datang ke rumahku”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Linda.

“Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”

“Biar masuk sore aja, Bu”, kata Linda, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

“Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Linda membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi ku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

“Aku tahu, Sony suka”, katanya sambil duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Sony tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.

Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir memeknya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.

Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Linda. Ia pasti akan ketagihan.

“Au.. Besarnya”, kata Linda sambil mengelus lembut kemaluanku.

Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

“Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya.

Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.

“Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.

“Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.

“Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahi nya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!



Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya.

Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat.

Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

“OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

“Aku mau keluar, Linda”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

“Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Linda yang cantik bahenol dan seksi.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahi nya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Sony, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”

“Linda juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Linda tidak menyesal bersetubuh denganku?”

“Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”

“Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.

“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

“Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.

“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi .

Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.



Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

“Linda”, kataku, “Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.” kataku, disambut dengan tawa cerianya.