AgungPoker - Agen Poker Terpercaya

AGUNGPOKER.COM AGEN JUDI TERPERCAYA Kami memberikan promo bonus terbaik : - Bonus Refferal 10% - Bonud Rakeback 16.7% - Bonus Rollingan 0,2% - Bonus Deposit New Member Minimal deposit 10.000 dan minimal withdraw 25.000 Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit*. LIVE CHAT KAMI 24JAM TELEGRAM: @AGUNGPOKER LINE : AGUNGPKR WECHAT: AGUNGPOKER WHATAPPS : +85585754910

Agen Bola Terpercaya

Ocebet - Agen Judi Superlengkap seindonesia Kami menghadirkan berbagai permainan poker, bola, casino, live game, slot game, dan masih banyak lainnya. Kami memberikan bonus menarik seperti bonus deposit untuk permainan bola sebesar 20%, bonus deposit live casino 5%, bonus cashback sportbook 5%, bonus rebate yang lain, pencapain turnover poker akan dapatkan hadiah besar, dan bonus refferal seumur hidup. anda tidak akan menyesal bergabung bersama kami. anda akan pasti pemenang disini. live chat kami 24jam. Telegram kami : ocebet wechat kami : ocebet line kami : ocebet wa kami : +855977383999.

Friday, November 30, 2018

Cerita Dewasa Nonik dan Faizal, Si Tukang Air

Cerita Dewasa Nonik dan Faizal, Si Tukang Air - Semasa masamasa akhir kuliah, saya sudah berpikir untuk buka usaha sendiri. Banyak hal yang ingin saya lakukan. Akhirnya, atas bantuan dari ortu, saya membuka usaha air minum galon. Tempatnya di salah satu rumah ortu yang tidak ditinggali. Setelah direnovasi, lalu sedikit interior design, maka siaplah untuk memulai bisnis.




Awalawalnya memang sedikit sulit, tetapi lamakelamaan usaha saya semakin berkembang. Posisi saya sebagai kasir dan penerima telepon, sedangkan pegawaiku bertugas mengirimkan galon ke pelanggan. Kalau pas ada kuliah, kupercayakan pada seorang pegawaiku yang sudah ikut saya sejak awal. Toh selama ini tidak ada masalah. Di tempat saya, sering banget para pegawai pengirim galon itu keluar masuk. Bergantiganti orang. Untung ada si Faizal, pegawai yang saya percaya dan sudah ikut saya dari awal.

Usianya masih muda, Lulusan STM. Dia udah jadi kayak mandor dan wakil saya gitu, ngatur jadwal pengiriman dan menyimpan uang. Karena samasama masih muda, pembicaraan kami ini klop. Kami sering membagi cerita kalau pas tidak ada kiriman. Semacam curhatcurhatan gitu. Dia ada masalah apa, cerita ama saya, begitu juga sebaliknya. Sering juga kita bercanda cubitcubitan sampe kadang diliatin para pembantu yang datang bawa galon naik mobil majikannya.

Entah, memangnya ada yang aneh ya? Lamalama saya mulai suka ama si Faizal ini. Mungkin benar kata pepatah Jawa: tresno jalaran soko kulino. Saya merasa seneng kalo dia ada di kantor, kalo pas ngirim galon sambil kasih perintah ke pegawai lain wow kok keliatannya gagah banget  (padahal kan ya biasa aja). Saya jadi suka berdandan kalo ke kantor, biasalah. Makeup tipis plus kauskaus yg menarik perhatian cowok. hehehe

Siang itu, kebetulan semua kiriman sudah jalan. Hanya Faizal yang melakukan semuanya karena pegawaiku yang lain izin pulang kampung. Kita lalu ngobrolngobrol menghabiskan waktu. Karena udah akrab banget, obrolan kita lalu nyerempetnyerempet ke topiktopik lampu merah. Awalnya aku agak segan sih, tapi mungkin karena sudah kenal banget plus dia enak kalau mancingnya alias ndak vulgar, saya jadinya nggak keberatan menanggapinya. Saya tulis percakapan yang saya ingat aja ya. Faizal tanya apa saya pernah diganggu orang iseng kalo dikampus. Saya heran memangnya ada apa?

Dia jawab, lha nonik bajunya seksiseksi geto sambil tertawa kecil.

Yee, cuman kaus gini aja kok.
Lho iya. tapi tipis and ketat, mbak. kan bikin cenutcenut, hehehe.. kita berdua tertawa kecil.
Emang loe suka ya?, tanya saya iseng.

Faizal tidak jawab tapi jempol kanannya naik tinggi banget.

plus nonik cuakep kayak artis hong kong..
alaaaaah gombal elo! sahutku ketus.
Lha dibilang ndak percaya. Nonik pasti udah ada pacar ya?

Saya diem sebentar, dah putus mas..

Welehpunya cewe kayak Nonik diputus. kenapa?.

Saya bilang ya ngga tahu, ndak cocok mungkin. Dia lalu diam sajam matanya agak tertuju ke bawah, terus tibatiba senyumsenyum sendiri.

Helu udha gila ya? senyumsenyum sendiri? ujar saya agak ketus.

Dia tertawa kecil terus bilang kalo ngga ada apaapa kok. Saya jadi penasaran lalu maksa dia untuk bicara,

Ada apa kok senyumsenyum kayak orang gila begitu?

Dia tetap tidak mau ngomong, maka aku terus paksa dia sambil tak cubitcubit supaya mau ngaku. Akhirnya sambil minta ampun dia ngomong,

Aduh tapi Nonik musti janji ngga boleh marah lho..

Aku bilang, iya wes ayo cepetan bicara
Sambil senyumsenyum simpul begitu, Faizal bilang kalo dia tadi secara tidak sengaja
melihat warna celana dalam saya. Waduh rasanya saya langsung merah karena malu. Tapi saya tahan, emang apa warnanya?
Faizal tertawa kecil, item mbak, persis kayak beha situ!.

He loe kok tahu warna beha saya item?.

Faizal menjawab,

lho mbaknya kan pake kaus ketat putih tipis gitu. kan keliatan mbak.

Mukaku tambah memerah rasanya. Aku ingin marah lalu saya omelin si pegawaiku yg cabul ini, tapi entah kenapa tidak bisa keluar. Malah, yang aneh tuh, ada semacam rasa aneh yang mendesir tubuhku. HmFaizal nyerocos lagi,

tapi sebenarnya cocok mbak. situ cakep putih mulus, kalo pake kaus dan beha item ini keliatan sexy banget.

Kali ini wajahnya tampak serius, bukan mesum kaya sebelumnya.

udah ah., tukasku mengalihkan perhatian.

Jangan sampai kebablasan nih, pikir saya. Tak lama kemudian datang pembeli lagi, kami lalu keluar dari rumah. Sehabis melayani, kembali Faizal cengarcengir tersenyum. Saya jadi bingung,

eh lu beneran udah gila ya? Senyumsenyum sendiri..
Hahahaabis tadi pas saya membungkuk ambil uang kembalian yang jatuh itu, saya ngga sengaja liat lagi mbak!, sahutnya enteng sambil cengarcengir.
Bukan salah saya lho, lah mbaknya pake rok mini gitu.

Wewingin banget saya marahi habishabisan, tapi yagimana, saya juga seh yang kurang hatihati dengan asetkuhuh. Tibatiba si pegawai saya yang mesum itu duduk di sebelah saya sambil menunjukkan sesuatu.

Ini lho mbak, liatin!.

Aku lalu menoleh. yailah.ternyata video porno yang diputar di HP dia. Faizal langsung kucubit dan kudorong supaya menjauh.

Lho apik ini mbak., ujarnya ringan sambil terus duduk di sebelahku, akhirnya saya tertarik juga nih dan saya tonton juga.




Sudah beberapa video Faizal tunjukkan ke saya dan kita lalu tertawa cekikikan sendiri melihat adegan itu. Iseng, Faizal lalu bertanya apa pernah saya melakukan hal itu. Saya membelalakan mata terus saya tampar ringan pipinya. Eh tibatiba dia lalu memegang tanganku dan langsung menciumi bibirku. Aku tentu kaget setengah mati. Dengan sekuat tenaga saya dorong dia sampai terjengkang jatuh ke lantai.

Saya lalu berdiri sambil marahmarah. Dia nampak shock, lalu duduk di sebelah saya sambil meminta maaf karena khilaf. Huhseandainya saya tidak ada rasa suka ama dia, udah saya gampar dan saya panggil pak rt. Dia lalu cerita panjang lebar. Agakagak sara sih, jadi tidak saya tulis di sini, intinya dia ingin pacaran ama gadis seperti aku. Saya diam aja, sambil menerawang.

Ingin banget saya bilang kalo saya juga suka ama dia, tapi apa mungkin ya? Tak lama kemudian, Faizal lalu memegang tanganku. Saya diam aja, tak yakin bisa ingat apa yang terjadi, tapi lalu kita sudah berciuman bibir. Dia lumat bibir saya dengan penuh gairah. Saya pasrah aja. Abis itu dia menggandengku dan saya ditidurkan di atas sofa ruang tamu. Faizal menindihku dan kita kembali berciuman bibir sambil berpelukan.

Setelah puas, dia lalu mencumbui payudaraku sambil diremasnya dengan agak kuat. Saya benarbenar sudah lupa statusku sebagai bos sedangkan dia adalah pegawai. Aku menikmati percumbuan ini karena sejujurnya saya udah lama menyukai dia. Saya biarkan dia menikmati payudaraku.

Setelah itu dia lalu turun dan memasukkan kepalanya ke dalam rok miniku. Paha saya dijilatin sambil tak lupa memainkan lidahnya di belahan vaginaku yang masih tertutup CD. Aku mengerang ooohhgeli tapi nikmat. Setelah puas memainkan vagina saya sampai becek, dia lalu melepas kaus ketat putih
yang aku pakai, sekalian bra hitamnya.

Wah merah muda. Nonik ini benarbenar cantik.34B ya non? tanyanya ringan.

Saya mengangguk pelan. Lalu dengan rakusnya dia menghisap puting payudaraku secara bergantian, kiri dan kanan.

oooohhenggg aku mengerang keenakan.

Sambil asyikk menikmati rangsangan di payudara dan putingku, aku merasakan rok miniku dipeloroti pelanpelan, begitu juga dengan celana dalamku. Jantungku berdegub dengan sangat kencang, terangsang dan tegang banget. Saat itu aku sudah bugil di hadapan dia. Lalu, dengan ganas pula dia menjilati vaginaku sambil memainkan klitorisku.

Auuuhhh!! sungguh nikmat.

Kujepit kepalanya dengan paha supaya lebih mantap jilatannya.

Aduhsexy abis deh Non ini, memeknya wangi dan basah! ujar Faizal penuh gairah.

Beberapa menit sudah berlalu. Setelah merasa cukup, dia lalu melepaskan seluruh pakaian yang dia pakai dan keluarlah senjata andalan para cowok! Gila, ukurannya besar dan hitam. Aku semakin terangsang, diselimuti birahi dan rasa tegang.

Non, hisapin donk! pintanya.

Aku lalu jongkok di depan dia dan mulai menjilati penisnya yang besar itu. Aouhbau nihhampir mau muntah rasanya, tapi entah mengapa aku tetap melakukannya. Aku masukkan pelanpelan dan kutelan seluruh penis itu hingga tenggorokan saya terasa penuh, lalu aku hisap dan mengkocoknya dengan menggoyangkan kepala saya. Faizal mengerang keenakan sambil menjambak rambutku. Agak lama saya beri servis oral ke pegawaiku ini. Nampaknya dia hendak keluar, lalu meminta saya untuk menghentikan oral yg nikmat itu. Dia lalu menidurkan saya lagi ke sofa dan kami kembali berciuman bibir sambil berpelukan. Dia menggesekgesekkan penisnya persis di atas belahan vaginaku.

Oufhenak gila!
Non, sampeyan masih perawan?, tanya Faizal sambil terengahengah.

Aku agak kaget dengan pertanyaan itu, lalu dengan pelan aku menggelang. Tidak, aku sudah pernah berhubungan sex dengan mantan pacarku itu. Faizal nampak kecewa, mungkin dipikirnya bakal dapet amoy perawan. Hehehe

Ya ndak papa lah., sahutnya pelan.

Perlahan dia lalu memasukkan penisnya yang besar itu kedalam vaginaku.

Aouch! Tubuhku tersentak, agak sakit dan perih.

Faizal tetap berusaha memasukkan penisnya dan dengan sedikit paksaan, akhirnya blz.aah..kami sudah bersetubuh sekarang!

Ohinikah rasanya vagina amoybasah banget, hangetenaknya mbak. ouch!.

Dia lalu mulai mengkocok penisnya pada belahan vaginaku. Rasa perih yang kurasakan tadi lamalama mulai menghilang dan digantikan oleh rasa geli yang nikmat. Kami terus bersetubuh sambil berciuman bibir dan berpelukan. Oh nikmatnyaSetelah beberapa menit vaginaku digoyang ama dia, rasanya orgasme sudah mulai dekat. Saya peluk Faizal lebih erat dan kami pun berciuman bibir semakin ganas. Tanganku memegang pantatnya dan menekannya ke bawah supaya penisnya lebih masuk, penetrasinya pun lebih dalam.

Tak lama kemudian, aku merasa vaginaku berdenyut dan merinding. Akhirnya.

Ahaaaaaaahhhh!! sambil menjerit aku melepaskan rasa nikmat orgasme yang luar biasa ini.

Tanganku tetap menekan pantat Faizal agar semakin masuk ke dalam penisnya. Vaginaku meremas penisnya dengan kuat, berdenyutdenyut sesuai irama orgasme yang kualami. Faizal menciumi leherku dan ternyata dia juga udah ngga bisa tahan dan kurasakan penisnya berkelojotan didalam vaginaku.

Oioooooooohhterasa aliran lahar masuk ke dalam rahim saya. Kami berdua mengalami orgasme berbarengan sambil berpelukan di atas sofa, membiarkan gejolak orgasme itu mereda perlahanlahan. Aku duduk di atas pangkuan Faizal, di sofa yang sama tempat kami bercinta dengan nikmat beberapa menit yang lalu. Tidak ada yang bicara, cuman tatapan kosong ke depan. Sesekali ia membelaibelai punggung saya. Kubiarkan tangannya meremasi payudaraku yang tertutup bra hitam di balik kaus ketat putih. Sejak saat itu, hubungan kami berubah dari bos dan karyawan menjadi pasangan seks.



Setiap ada kesempatan, aku selalu diajak Faizal bersetubuh di kantor. Dapur, sofa, bahkan kamar tidur ayahku pun tidak luput dari lokasi ngeseks. Lamakelamaan, pegawaiku yang lain nampaknya mulai curiga dengan hubungan kami yang mungkin bagi dia terlalu akrab dan ini membawa saya pada halhal yang tak terduga!

Malam itu, saya lagi sibuk menghitung penghasilan toko hari ini. Cukup ramai, banyak sekali kiriman sehingga bonbon dan uang berserakan di dalam laci. Dari sore hari, setelah tutup toko saya merapikan semuanya lalu mulai menghitung. Pegawaipegawai saya sudah pada pulang, kecuali si Faizal yang masih di toko, membantuku merapikan semua ini. Dan, seperti biasa, kalo pas berdua begini gatelnya pasti kumat.

Non, yuk maen kudakudaan!, ujarnya genit.

Huh, saya cuman melengos aja.

Kumat ya? sahutku ketus.
Iya nih, liat Non pake kaus ketat ini saya jadi demen sahut Faizal santai sambil tertawa.

Saya cuman melengos aja dan tetap ngurusin bonbon dan uang di atas meja.

Eh non. Ntar abis gini cam show yuk., tanyanya sambil membantu menghitung uang.
Maksudnya?
Ya kita online pake webcam geto

Wuah, ini tukang ngerti webcam juga.

Webcam ama sapa?, tanya saya penasaran.
Ya ama temen saya gitu Non. Bukan temen seh, kenal lewat YM. Dia ga percaya kalo saya pernah ngewe cewek Chinese. Lha makanya ntar kita buktikan.

GUBRAK! LOE UDAH GILA YA !!! sahutku ketus sambil kujewer kupingnya.
Aduuuh. ampun non. Cuman show aja, ndak usah keliatan wajahnya Nonik yg cakep ini. cuman mau buktiin aja kalo saya juga bisa gitu. Aduuh!, rintihnya.

Saya diam saja. Huh, ya liat ntar aja mas. sekarang masih repot., jawabku ketus.

Iya deh Non. Tak tungguin. Soalnya ane udah janjian hari ini..
Lho, kurang ajar lu ya. Kalo misale aku ndak mau gimana?.
Ya apes aja non, sahutnya enteng.
Udah belum? tanyaku singkat.

Faizal nampak bingung, kok temennya belum online juga. Saya perhatikan, hmbiar tukang nampaknya dia ngga gaptek deh. Kita online pakai laptop netbook saya. Setelah agak lama, akhirnya temen dia online juga. Mereka sempat chatting sebentar, mengatakan bahwa si Faizal gatel ini sudah siap untuk membuktikan sesumbarnya dan membawa Nonik di sebelah, siap untuk webcam.

Saya sih awalnya tidak mau, tapi karena dipaksa terussumpek juga dibawelin sama cowok, jadinya ya Hm(saya ndak bilang mau lho ya, tapi dipaksa ). Lalu mulailah webcamnya. Di sana nampaknya ada cowok juga, dari perawakannya sudah sekitar 30tahun, tapi wajahnya tidak keliatan. Ngakunya bernama Abdul, tapi tidak tahu itu nama betulan apa ngga. Dia udah nggak pake celana, kayaknya sudah siap buat coli sambil webcam ama kita. Penisnya yang hitam udah tuingmembesarwewcape deh (^_^;) Saya sempet copy paste percakapannya sebagai berikut:

rozaxYY: wah ga nyangka, Zal. lu beneran bisa bawa ce Cina itu!.
faizXXX: iya. sampeyan wes percaya kan?
rozaxYY: injih.
faizXXX: haha.
rozaxYY: Wes nang molai sana.

Faisal lalu mengatur netbook saya agar cameranya ndak memperlihatkan wajah kita. Setelah itu dia menarik saya dekat ke dia, saya duduk di sebelah kanan. Saya degdegan deh, bakal diapain ya?? Ternyata dia lalu memposisikan saya untuk duduk di depan, dia di belakang saya. Pelanpelan kedua tangannya mulai gerilya, diremasnya kedua payudara saya dari belakang. Saya tepis, malu tahu diliat orang, walaupun via webcam. Tapi dia tetap maksa dan lamalama saya biarkan dia meremas bukit kembarku yang terbalut kaus ketat itu.

Kulihat si Abdul mulai mengeluselus penisnya yang besar.

rozaxYY: Jancuk kowe garai aku tambah pengen ae, mas.
faizXXX: hahaha

Saya dipeluknya dari belakang sambil tangannya terusmenerus meremas payudaraku. Diciuminya punggung saya yang masih terbalut kaus ketat pink itu. Perlahan dia mulai mencumbui leher saya. Aku pasrah aja dan mendongakkan kepala ke atas, membiarkan dia menjilati dan menikmati leherku. Ahgeli campur enak. Setelah puas, dia lalu menarik lepas kaus ketat yang saya pakai, membiarkan bra hitam yang masih menutupi dadaku.



rozaxYY: ouch! asem. sexy tenan nonikmu, mas
faizXXX: hahahakowe ga percaya kan dulu?
rozaxYY: iyo. aduh

(Abdul nampak semakin cepat mengocok penisnya). Saya diam aja. Faizal lalu menyusupkan tangan kanannya ke dalam bra sebelah kiriku dan mulai meremas payudaraku dari dalam. Ahdarahku mulai berdesir, ditambah lagi dia mulai memilinmilin puting payudaraku. Uhtubuhku sedikit menggeliat merasakan geli campur nikmat. Tengkuk saya dicuimi ama Faizal sambil dia menggesekgesekkan penisnya dari belakang. Pelan tapi pasti saya semakin horny dibuatnya.

rozaxYY: zal, lepasin dunk bra nonikmu. saya mau liat toket Cina nih.
faizXXX: beres bos.

Seteleh menjawab faisal lalu melepas bra hitam saya secara perlahan. Saya menutup
payudara saya pake tangan, maluuuuu. Abdul dengan cepat menulis agar Faizal membuka kedua tanganku agar dia bisa liat. Faisal pun menurut tapi saya melawan. Ih.. maluakhirnya saya kalah tenaga dan kedua cowok gatel itu bisa menonton payudaraku dengan bebas.

rozaxYY: Auh.pink. sexy abis. putih montok. Jancok km za. hehehe34 ya?
faizXXX: iya bang. 34B. putih abis semok. merah muda lagi putingnya. enak
buat diemut.
rozaxYY: hahaiya percaya saya. silahken dilanjutken.

Faisal lalu meremasi payudaraku dari belakang, kali ini tangannya yang agak kasar langsung bersentuhan dengan kulit dadaku dan putingku. Ssstenaknya. Mataku mulai terpejam merasakan sentuhan erotis ini. Setelah puas, Faizal lalu pindah posisi di depan saya dan langsung melahap payudaraku dengan rakusnya. Disedotnya putingku dengan buas. Lidahnya terasa menarinari dengan liar, membuatku semakin tidak bisa mengontrol diri. Terasa ada cairan yang mengalir keluar dari vaginaku. ahssssssst

Beberapa menit udah berlalu, saya udah sangat terangsang. Vaginaku terasa becek ,sekali. Faizal nampaknya mengetahui ini. Dia lalu segera melepas seluruh pakaiannya dan kemudian melucuti celanaku sehingga kami berdua berbugil ria.

Aku pasrah saja.Faisal kemudian duduk di atas kursi dan memposisikan saya di atas pangkuannya.
Kami saling berhadapan. Tak lama kemudian, saya merasakan ada sebuah penis yang, mulai menyeruak masuk ke dalam vagina saya.

Auhsakit rintihku tapi Faizal tidak perduli dengan rintihan saya.

Dia tetap dengan ganas menyodokkan penisnya keluarmasuk ke dalam vaginaku. Ssthah kita berdua lalu bersetubuh dengan liar.

Kulingkarkan lenganku di lehernya sambil menggoyangkan pinggulku naik turun mengkocok penisnya yang besar di dalam lubang kenikmatanku.

ssshterus Zal, enak Zal..shh..ahh! erangku penuh nikmat, lupa bahwa yang menyetubuhiku ini adalah pembantuku

Cukup lama aku disetubuhi dengan posisi duduk ini. Lalu ia minta berhenti dan memposisikan saya menghadap ke kamera. Kami lalu melanjutkan persetubuhan ini ,sambil kedua tangannya tak hentihentinya meremasi payudaraku. Agak sakit sih tapi saya biarkan aja, abis enak beneran punggung saya dijilatin dan diciumi sambil kedua putingku dibuat mainan oleh jarijarinya.

Ahenaknya. Abdul terus beronani, mengkocok penisnya semakin keras, menonton persetubuhan ini. Kulit saya yang putih sangat kontras dengan tubuh Faizal yang hitam. Pemandangan yang sangat menggoda siapa saja yang melihatnya. Setelah itu, saya disuruh nungging sambil berpegangan pada kursi. Lalu dia dari belakang memasukkan kembali penisnya ke dalam vagina saya.

Ah, erangku saat penis itu membelah liang vaginaku.

Faizal lalu memegang pinggulku dan mulai menariknya majumundur.

Uhenak banget Non vaginamu

Saya diem aja sambil merem, merasakan enaknya disetubuhi ala doggy oleh pembantu saya ini. Tangannya bergantian meremas payudara saya. Wajahku saya tutupin pakai rambut supaya tidak bisa dilihat jelas via webcam, tetapi aku tetap bisa membaca chattingan mereka. Faisal tetap mengkocok penisnya didalam vagina saya selagi chatting.

rozaxYY: Aduh biyungputih ama item. sexy abis mas.
faizXXX: iyo. sip tenan vagina Cina.
rozaxYY: piye mas rasae?
faizXXX: angetanget piye gitu lho mas. anget becek. pokoke mak nyus
rozaxYY: Hahahaha (sekalian tertawa beneran)

Setelah lama si Faizal menyetubuhiku dalam posisi doggy, saya pun merasa hendak orgasme.

Shhhaheh. erangku.

Lalu kurasakan vaginaku berdenyutdenyut dan mulai meremas penisnya. Auhtubuhku terasa kejang dan.

Masssss..ahhhhhh! peganganku hampir lepas dari kursi saat mencapai puncak kenikmatan itu.

Untung Faizal buruburu menangkap tanganku dan menahannya. Saya cengkram lengan itu sekuat tenaga sambil memejamkan mata merasakan nikmatnya orgasme. Vaginaku berdeyut selama bberapa detik. Auh..nikmat banget.

rozaxYY: woaaaaaaanonik udah nyampe tuh mas.
faizXXX: yep. aku selesaikan dulu ya.

Lalu dengan ganas Faizal menyetubuhi saya lagi dari belakang, tidak perduli pada vaginaku yang masih berdenyut akibat orgasme itu.

sshahperih!
Aduh nonahAhhhhhh!! erangnya

Dengan cepat dia mencabut penisnya dari vaginaku dan mengkocoknya sebentar, lalu crotcrotsshhhhhhhdia ejakulasi di punggung saya. Aduhbakal lengketlengket nih, sebel deh.

rozaxYY: yahudah crot. mas aku blum
faizXXX: ya gapapa. sana coli hehehe

Aku lalu duduk di atas kursi, cukup lemes sehabis orgasme. Kulihat Abdul semakin cepat mengkocok penisnya, sambil memandangi tubuhku lewat webcam.

rozaxYY: mas minta nonikmu BJ donk. cepetan.
faizXXX: ya ok.



Faizal lalu berdiri di depan saya dan menarik kepalaku supaya memblow job penisnya. uh kurang ajar betul nih orang. Saya lalu memasukkan penis hitam itu ke dalam mulutku dan mengulumnya. Udah agak loyo sihtidak sekeras tadi. Faizal nampak menikmati BJ saya, tangannya memegang kepalaku dan menggoyangnya maju mundur.

Untungnya, tak lama kemudian, si Abdul mencapai ejakulasi. Ah.saya segera berhenti memblow job pegawai saya ini, mengambil seluruh pakaianku dan lari ke kamar mandi untuk membersihkan badan.

Cerita Dewasa Balas Budi Buat Papa

Cerita Dewasa Balas Budi Buat Papa - Kisah ini benar benar nyata terjadi padaku, peristiwa ini bermula ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMU, tepatnya saat hari ulang tahunku. Oh iya sebut sja namaku reyna dengan tinggi 160 cm, bb 45kg,pinggang 28cm dan bra 36A di padu dengan kulitku yang putih mulus, banyak cowo cowo di sekolahku yang ingin jadi pacarku.




Malam itu aku dan papa pulang dari resto tempat kami makan, papa langsung nonton tv dan aku langsung pergi ke kamar untuk ganti baju. Di rumah hanya aku hanya tinggal sama papaku, pembantu, tukang kebun dan seorang satpam, mamaku meninggal saat aku masih duduk di bangku kelas 1 SMP.

Aku ganti baju tidur model terusan yang sangat tipis dengan penyangga di punggung yang kecil dan menggelantung hingga sebagian buah dadaku kelihatan. Aku turun kebawah berniat untu nonton tv, aku kagetternyata papa sedang nonton film bokep, aku tak berani mendekat.

Tapi karena aku belum pernah lihat film gituan, mebuatku untuk melihatnya walau dari kejauhan. Tiba tiba papa menolah kebelakang,,,dan akupun berniat naik,,baru satu langkah tiba tiba papa menegurku,,,hai reymau kemanangggg.nggak pa.aku gugup. Sini temenin papa nonton,,,sebenarnya aku malu tapi juga masih penasaran..dan akupun melangkah mendekati papa dan duduk disampingnya. Papa langsung merangkulku da mencium keningku tanda dia syang sama aku.


Kamu udah pernah liat film gignian rey?tanya papaku..
bbbee.belum pa . Papa tersenyum sembari ngomong,temenin papa nonton biar tambah pengetahuan soal sexaku cuma tersenyum malu.

Entah kenapa jantungku berdetak kencang saat papa mencium keningku lagi dan tangan kananya menepuk nepuk pahaku pelan,seperti menenangkan anak kecil yang sedang menangis.

Nyantai aja rey,,, ujar papaku,,,akupun melihat film itu adegan demi adegan,tak tahu kenapa aku merasa tubuhku agak sedikit panas dan sedikit rasa gatal di alat vitalku.

Tangan papa mengelus elus pahaku yang putih mulus nyaris ke bagian pangkal paha atasku,aku melihat papa dan diapun cuma tersenyum. Dia mencium keningku lagi,akumemejamkan mataku,tanpa kusadari tangan kiri papa sudah neremas tetekku,,,ternyata udah gede ya rey.aku cuma tersenyum dan menundun malu,,,antara rasa malu dan nikmat yang belum pernah kurakan bercampur jadi satu,,entah kenapa aku diam dan nggak berontak dengan kenakalan papaku.

Dia terus mengelus elus pahaku dan meremas remas tetekku,,,

mmhhhhhhh.. tiba tiba keluar gumaman dari mulutku
enak rey ujarnya..

aku hanya mengagguk..kuberanikan untuk menatapnyadan diapun juga menatapkutiba tiba..mmmhhhhdilumatnya bibirku dengan lembut. Dimasukannya lidahnya dan dimainkan di dalam mulutku,,aku jadi gelagapan,,aku langsung mengimbanginya,,mmmhhhh.mmmhhh..mmhhh..kami saling berpagutan.



Terasa tangan kanannya menelusup ke sela sela pahaku dan ternyata benar,,,diusapnya memekku dengan lembut yang masih terbungkus cd tipis,,,mmmmnnngghhhhhaku melenguh saat jari tengah papa ditekan masuk ke memekku,,,terasa lembab celana dalamku. Papaku bangkit dan jongkok di depanku,,di jilatinya pahaku yang putih mulus dan disibakan bajuku keatas,,,terasa ada aliran listrik yang mengalir di tubuhku,,aku diam aja menerima perlakuan yang sebelumnya belum pernah aku terima seprti ini.

Dipelerotkannya cd ku dan dilempar di depan tv.kututup memekku dengan tanganku,,,papaku tersenyum melihat kearahku,,,di tepisnya tanganku dan akupun tertunduk malu,,,papa memebuka lebar pahaku danlangsung di jilatinya mekiku dengan ganas,,,mmmhhhh..ngghhhhhh.aku melenguh dan memejamkan mataku erat erat.

Dari atas ke bawah di jilatinya mekiku,,,tubuhku bergetarnnnggghhhhhh..paaahhhhhhhhh.hanya itu yang bisa terucap dari mulutku. Dia mencari cari sesuatu di mekiku dengan lidahnya,,,dandi berhenti saat lidahnya sudah menemukannyaya.benjolan kecil seperti biji kacang jadi mainan lidahnya.nnnggghhhhhhh..nghhhh..aaakkkhhhhhhhbergetar tubuhku tubuh ketika benda itu di di pilin pilin dengan lidahnya,,,di isap dan di gigit pelan dan aku merasakan ada sesuatu yang mau keluar,,,

ooouuggghhhh..paaaahhhhh..reyhhhh.nnnaahhhhhh.mauuhhhhhh. diapun semakin menghisapnya dengan kuat aaakkkhhhhhh..piphhhh.pissshhhh.. tak lama kemudian seerrrrrrrrrr.keluar cairan yang sangat banyak dari mekikutangan meremas sofa dengan kuat

Dan papaku menghisap danmenjilati cairan itu hingga bersih tanpa rasa jijik,,tubuhku lemas sekali,,,dengan mata sayu ku tatap diadia tersenyum padaku

enak rey.. tanyanya..aku nggak bisa ngomong, cuma mengangguk saja.

Papaku berdiri dan melepas semua pakiannyasekarang dia bugil tanpa sehelai benangpun di tubuhnya,,terbelalak mataku ketika melihat penisnya yang besar dan panjang,,,,kutaksir panjangnya 20cm dengan diameter sekitar 5cm. Ditariknya tangan,,dan sekarang benda itu tepat di depan mukaku,,,dia memnuntu tanganku memegang penisnya,,aku ragu dantertunduk malu

tenang aja rey gak usah ragu ujar papaku

Kupegang penisnya, dan benar saja,,terasa penuh di tanganku penis itu,,,

kocokin dong rey.pinta papaku akupun mengocoknya dengan pelan,,baru kali ini aku memegang penis laki laki,,dan punya papaku lagi.

aku semakin penasaran dan terus kukocok penis itu,,saat itu sudah hilang akal sehatku..ciumin dong rey..pinta papaku lagi.anggap aja es krim imbuhnyadan dengan ragu akupun menciumi penis itu,,,kucium kepalanyadan tanpa sadar lidahku seperti keluar sendiri. Kujilati penis itu dan kulirik papaku,,,dia pejamkan matanya,,,

oooggghhhh,,,yaaahhhhhh..terus rey..enak bangetmmmhhhaaaakkkhhhhhh. ceracau papaku

ku coba memasukkan penis itu ke mulut mungilku dan benar saja mulutku tidak muat. Mhhh..rlprlprlprlpkeluar masuk penis itu di mulutku,,tapi hanya separo saja yang bisa masuk..kulirik papakudia merem melek dengan perlakuanku,,,dia menahan kepalaku dan melepaskan penisnya dari mulutku,,dia berjongkok dan langsung melumat bibirku dengan ganas,,,dan akupun mengimbangianya,,,,kami saling berpagutan sampai dia mendorong tubuh ku dengan lembut ke sofa dan bersandar di sofa itu.dia menarik tubuhku dan separo pantatku menggantung di ujung sofa,,,di bukanya kakiku lebar lebar,,jantungku semakin berdetak kencangdi usap usapkannya kepala penisnya di belahan mekiku dan tubuhkupun bergetar.

Dia mencoba memasukkan penisnya ke mekiku dan tak berhasilkupejamkan mataku erat erat,,dia teru mencoba memasukkan penisnya dan

akkkkhhhh..sakit paaahhhhhh. pdahal baru kepalanya aja yang masuk,,,dan diapun terus menekan penisnya,,,kubuka mataku dan penis itu baru masuk separoh,,,terasa sakit sekali di mekiku

Dia berhenti dan melumat bibirku..kami saling membelitkan lidah kami..mmppphhhhhhh..tangannya meremas tetekku. Rasa sakit itu sedikit meredadinaikkannya bajuku hingga terlepas dan ditariknya ikatan braku yang ada di punggungku,,di tubuhku hanya menempel bra yang udah melorot keperutku.



Di tariknnya penis itu dan ras sakit itu datang lagi aku meringis dan papaku tahu akan hal itu,,,di langsung meremas tetekku dan menjilati putingku,,,,aaaakkkkhhhhhh,,,,terasa nikmat sekali..dijilati digigit dan dihapnya kuat kuat putingku,,,,sembari dia memaju mundurkan penisnya,,,antara rasa sakit nikmat bercampur jadi satu,,,akhakhoooouuuugghhhhh.hhhhhhhhhhhh..kulihat ada bercak darah di pahaku,,,,dengan irama agak cepat..

papa terus menggenjotku,,,,kkkhhhh..aaaakkkhhhhh.enak banget memekkmu sayang,,,,ceracau papaku,,,mataku terpejam dan rasa sakit itu sekarang menjadi rasa nikmat yang belum pernah kurasakan,,,,,

ooooooggghhhhh.mmmhhhhhhhh.nnnnggghhhhhh.tubuhku melengking keatas.
enak rey.
hhhhh..enak paaahhhh. pikiranku sudadikuasai hawa nafsu.

dia pun menghentikan gerakannyadilepasnya penisnya dan membalikkan tubuhku,,,aku bertumpu dengan kedua lututku dan berpegangan sandaran sofadijilatinya pantatku sampai belahan pantaku..aku merasakan geli.aaakkkhhhhdan terasa ada sesuatu menyeruak di mekiku,,,dan blessssaaakkkkhhhhhhdia langsung memaju mundurkan penisnya dengan cepatakkkhhh.akh.akhakhhhh. mmmmhhhhhhh..papa mengentotku dari belakang sambil meremas remas pantatku,,,dan kurasakan ada sesuatu yang mau keluar dari mekiku,,,mekiku berdenyut denyut kencang dan,

oooouuugggghhh,,,,paaaahhhhhhpiphhhh..piiiissshhhhhhhaaaaaaaakkkkkkhhhhhhh.. tubuh ambruk menabrak sandaran sofa dan papa menghentikan gerakannya.tubuhku lemas,,tulangku serasa copot semua,,,,papa menelentangkan aku di sofa,,diangkatnya kaki kiriku ke atas sandaran sofa dan satu lagi di pahanya,,,dia menggosok gosokkan penisnya di mekiku,,ini membuat birahiku naik kembali,

mmmhhhhhmhhhhhhhhhh..oouugghhhhhh.. dimasukannya penisnya dan langsung di genjotnya.

Tak begitu cepat tapi iramanya sangat teratur,,,aaakkkhhhhakhakh.akhhhh..tubuhku menggeliat serti cacing kepanasan,,,,mmmmhhhhh.aaaakkkhhhhh akkhhhh.aaakkkhhhh..selang beberapa menit kembali serasa aku mau pipis dan aaaakkkkkkkhhhhhhhhhh..

tubuhku bergetar lebih hebat dan mengeluarkan sperma yang sangat banyak,,,,nnngggghhhhhhhhhh. papa terus menggenjoku sambil menjilati semua bagian leherku dan meremas toketkutanpa mempedulikan aku..nikmat sekali rasanya,,,rangsangan di atas dan di bawah bercampur menjadi satu,,,,oookkkhhhhh.mmmmmmmhhhhhhhhhhhkurasakan penis papa berkedut kedut.nnnggghhhhhhhh.akh.akhakhhhhhh.papaku langsung menarik penisnya sambil mengocoknya sendiri dan diarahkannya ke mulutku,,,,

buka mulutnya sayang,, pinta papaku dan akupun membuka mulutku,,,,

aakkkhhhhhhh,,,,dijejalkannya penis itu kemulutku sambil terus di kocok,,,,kumanikan lidahku menjilati bagian bawah penis itu.

yyaaahhhhhh..nikmat sayangghhhhh,,,, ceracau papaku,,,,

dan aaaaaaaakkkkkkhhhhhhhh..spermanya menyembur dengan kuat dan sangat banyak masuk tenggorokanku,,,aku hampir tersedak tapi kutahan,,,,sampai sampai sperma itu meleleh keluar dari mulutku,,,.. Kutelan semua sperma itu,,,kujilati semua sisa sperma itu sampai bersih oohhhhhhhhhhhhh..

gimana rey.enak nggak,, tanya papaku,,,



aku mengangguk malu dan tetap menjilati penis papaku. Reyna nyesel nggak,,tanya papaku lagi,,,aku hanya diam saja tak menjawabnya,,,,dalam hati aku berkata mungkin inilah yang bisa kuberikan buat papa yang sekian lama sudah merwatku seorang diri Setelah itu akupun memunguti pakainku yang berserakan dan pamit untuk mandi, karena badanku diterasa lenglet karena keringat.

Di dalam kamar mandi menetes air matakukarena aku malu sama almarhun mamaku karena aku merasa telah menghianatinya,,,tapi di lain sisi aku merasa sangat senang karena tahu betapa nikmatnya sex itu. Dan semenjak kejadian itu,,kehidupanku berubah 180 drajat. Setiap pap di rumah,,,dia selalu mengajakku berhungan badan dengannya,,,dan akupun tak bisa menolak keinginan papaku itu,,karena memang betapa nikmatnya sex itu.

Cerita Dewasa Duda Perkasa


Cerita Dewasa Duda Perkasa - Namaku julia , usiaku 17 tahun . disekolah aku terkenal dengan sebutan dengan mekde (memek gede). patutlah, karena ukuran bhku 35 diumur yang masih belia ini. suatu hari aku sedang berjalan pulang kerumah sambil memainkan smartphone ku.


tiba2 aku menabrak seorang omom atletis yang memiliki wajah tampan nan menggoda. tanpa sengaja birahiku naik saat memandangi om itu mulai dari atas , rambutnya nan modis , mukanya nan rupawan yg ditumbuhi kumis yang jarang, otot lengan yang terlihat kekar , dada bidang , perut sixpack dan dengan terkejut mataku memandangi celananya yang tersembul penisnya yang kulihat menegang , aku melihat arah penisnya menuju ikat pinggang yang dipakai om itu. tibatiba om itu sedikit melongggarkan ikat pinggangnya sehingga tersembul bagian penisnya sekitar 5 cm .

dengann iseng aku menanyakan pada om itu

itu apa pak? kataku sambil menunjuk penisnya yang tersembul.
yang mana? jawabnya .


Aku semakin tidak karuan, lalu aku menyentuh penisnya yang tersembul itu. dan dia sedikit kaget, lalu memegang kepala penisnya dan memasukkannya kedalam celananya tanpa malu. aku kembali melihat celananya yang menonjolkan penisnya yang sekarang terkapak menyilang kesebelah kiri .

itu penis , kamu mau?
mmmm mauu jawabku spontan tanpa berpikir panjang.
om jga mau sama payudara kamu yg overbig itu tapi om akan bersetubh sama kmu klo ketemu lagi nanti.
kok gitu? sekarang aja?. tanpa menjawab om itu berlalu pergi sambil menunjukkan senyuman dan tatapan menggoda.

setelah pertemuan pertama itu , aku tidak lagi ketemu dengan om itu , aku bahkan sering duduk ditempat aku bertemu om itu sepulang sekolah. aku jadi ingat saat aku bersetubuh dengan anak basket yang juga atletis dan tampan itu , tapi sayng penisnya sebesar setengah puntung rokok. sampai suatu hari aku sedang jalan jalan sore sendirian disekitar kompleksku dan kompleks sebelah .

setibanya dikompleks sebelah aku istirahat dan duduk di depan sebuah rumah mewah. seseorang tampak keluar dari rumah itu. aku sangat kaget,



itu kan om yang waktu itu batinku.

om itu tampak menghampiriku dan membawaku masuk kedalam rumah mewahnya itu

gila ni om om tipe gue banget batinku lagi.

om yang setelah kuketahui bernama wijaya itu membawaku ke sebuah kamar yang kukira adalah kamarnya

om udah punya istri? tanyaku .
om duda jadi udah ada pengalaman om wijay langsunga membuka kancing kemeja nya satu persatu lalu membukanya sehingga menampakkan perutnya yang sixpack sempurna dan ototnya yang kekar.

om wijaya menyuruhku mendekat, lalu dia membuka baju kaosku dan sangat kaget melihat dua bukit besar yang siap dinikmati. dia membuka bh ku yang sempit sambil melumat bibirku. dan langsung meremas payudara ku sambil mengisapnya. lalu ia memintaku untuk membuka celananya. aku membuka celana training nya yang disambut celana dalamnya yang tidak muat menampung penisnya yang super besar itu. bahkan kali ini terlihat bagian penisnya sekitar 10 cm. ya ampun makan apa sih om ini sampai bisa sebesar itu. aku membuka celana dalamnya yang langsung terlihat penisnya yang sebesar lengan bawahku. setelah aku membuka celana dalamnya om wijaya membuka rok ku sampai celana dalam ku .

setelah selesai aku mengemut penis besarnya itu sambil mendenagar erangan om wijjaya yang masih meremas payudara ku keenakan. aku membentuk posisi doggy style yang mendorong om wijaya , melumat vaginaku.

uh.. ah.. ah.. nikmat om .. terusin desahku om wijaya makin melumat nya sampai aku mengerang keenakan lebih kencang lagi.

perlahan aku merasakan penisnya masuk ke vaginaku yang langsung pas seperti memang jodohnya. om wijay memundur majukan pinggulnya sampai aku orgasme 3 kali .

setelah kirakira 4 jam bersetubuh barulah spermanya keluar kedalam vagina ku



crot.. crot.. . benar benar om wijaya ini perkasa, setelah 4 jam baru keluar spermanya , sepertinya nafsunya sangat sangat besar. setelah kejadian itu aku terus pergi kerumah om wijaya dikomplek sebelah. dan setelah beberapa minggu kemudian aku diketahui hamil 4 hari . aku kemudian menuju rumahnya om wijaya, ia mengajakku pindah ke amerika. aku menurutinya dan meninggalkan keluargaku. kemudian kami menikah disana dan punya 10 anak kami ,4 anak om wijaya dan 3 anak ku sendiri karena kami juga bersetubuh dengan orang lain.

Cerita Dewasa Wanita Berkeringat

Cerita Dewasa Wanita Berkeringat - Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas angkot. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan depan, kurang lebih 100 meter lagi. Tetapi aku masih betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela. Masih ada waktu bebas dua jam. Kerjaan hari ini sudah kugarap semalam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium. Aroma asli seorang wanita. Baunya memang agak lain, tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.




Dik.., jangan dibuka lebar. Saya bisa masuk angin. kata seorang wanita setengah baya di depanku pelan.
Aku tersentak. Masih melongo.
Itu jendelanya dirapetin dikit.., katanya lagi.
Ini..? kataku.
Ya itu.
Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya meleleh seperti yang kulihat sekarang. Napasnya tersengal. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi, setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuil tempat duduk.

Terima kasih, ujarnya ringan.
Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkan lagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang melirik lehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehingga terlihat garis bukitnya.

Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Tapi saya gerah. meloncat begitu saja katakata itu.
Aku belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan. Ia malah melengos. Sial. Lalu asyik membuka tabloid. Sial. Aku tidak dapat lagi memandanginya.

Kantorku sudah terlewat. Aku masih di atas angkot. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku. Masih menutupi diri dengan tabloid. Tidak lama wanita itu mengetuk langitlangit mobil. Sopir menepikan kendaraan persis di depan sebuah salon. Aku perhatikan ia sejak bangkit hingga turun. Mobil bergerak pelan, aku masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana arah wanita yang berkeringat di lehernya itu. Ia tersenyum. Menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. Ia kerja di sana? Atau mau gunting? Creambath? Atau apalah? Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Sial. Dadaku tibatiba berdegupdegup.

Bang, Bang kiri Bang..!
Semua penumpang menoleh ke arahku. Apakah suaraku mengganggu ketenangan mereka?
Pelanpelan suaranya kan bisa Dek, sang supir menggerutu sambil memberikan kembalian.
Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat. Satu dua, satu dua. Yes.., akhirnya. Namun, tibatiba keberanianku hilang. Apa katanya nanti? Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedipkedipin mata, maksudnya apa? Mendadak jari tanganku dingin semua. Wajahku merah padam. Lho, salon kan tempat umum. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Bodoh amat. Come on lets go! Langkahku semangat lagi. Pintu salon kubuka.

Selamat siang Mas, kata seorang penjaga salon, Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?
Massage, boleh. ujarku sekenanya.
Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Ada sekatsekat, tidak tertutup sepenuhnya. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Ke mana ia? Atau janganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya purapura masuk. Ah. Shit! Aku tertipu. Tapi tidak apaapa toh tipuan ini membimbingku ke alam lain.

Dulu aku paling anti masuk salon. Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Ah.., wanita yang lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah keberanianku.
Buka bajunya, celananya juga, ujar wanita tadi manja menggoda, Nih pake celana ini..!
Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Bahannya tipis, tapi baunya harum. Garis setrikaannya masih terlihat. Aku menurut saja. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Sekenanya saja kubuka halaman majalah.

Tunggu ya..! ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.
Mbak Wien.., udah ada pasien tuh, ujarnya dari ruang sebelah. Aku jelas mendengarnya dari sini.
Kembali ruangan sepi. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langitlangit ruangan.

Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletokpletok. Makin lama makin jelas. Dadaku mulai berdegup lagi. Wajahku mulai panas. Jari tangan mulai dingin. Aku makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.
Halo..! suara itu mengagetkanku. Hah..? Suara itu lagi. Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. Dadaku berguncang. Haruskah kujawab sapaan itu? Oh.., aku hanya dapat menunduk, melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di ruangan sempit itu. Betisnya mulus ditumbuhi bulubulu halus. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Hitam. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.

Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku, Ayo tengkurep..!
Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aku tersetrum. Tangannya halus. Dingin. Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di atas kulit punggung. Lalu pijitan turun ke bawah. Ia menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Ia menekannekan agak kuat. Aku meringis menahan sensasasi yang waow..! Kini ia pindah ke paha, agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Aku meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Tapi belum begitu lama ia pindah ke betis.

Balik badannya..! pintanya.
Aku membalikkan badanku. Lalu ia mengolesi dadaku dengan cream. Pijitan turun ke perut. Aku tidak berani menatap wajahnya. Aku memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Ia tidak bercerita apaapa. Aku pun segan memulai cerita. Dipijat seperti ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. Dari perut turun ke paha. Ah.., selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.

Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream. Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Kuusap sisa cream. Dan kubuka celana pantai. Astaga. Ada cairan putih di celana dalamku.



Di kantor, aku masih terbayangbayang wanita yang di lehernya ada keringat. Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Aku tidak tahan. Esoknya, dari rumah kuitungitung waktu. Agar kejadian kemarin terulang. Jam berapa aku berangkat. Jam berapa harus sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang penuh gelora itu. Ah sial. Aku terlambat setengah jam. Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya ada keringat sudah terbayang. Ini garagara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Bayar arisan. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Toh masih ada hari esok.

Aku bergegas naik angkot yang melintas. Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Aku duduk di belakang, tempat favorit. Jendela kubuka. Mobil melaju. Angin menerobos kencang hingga seseorang yang membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.
Mas Tut.. hah..? suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.
Aku tersenyum. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Tidak pasang wajah perangnya.

Kayak kemarinlah.., ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.
Begitu kebetulankah ini? Keberuntungankah? Atau kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi wajah? Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satu angkot dengannya. Atau janganjangan ia juga disuruh ibunya bayar arisan. Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.

Mbak Wien.., gumamku dalam hati.
Perlu tidak ya kutegur? Lalu ngomong apa? Lha wong Mbak Wien menutupi wajahnya begitu. Itu artinya ia tidak mau diganggu. Mbak Wien sudah turun. Aku masih termangu. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing. Dari atas: Turun. Ke bawah: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis. Mengapa kancing baju cuma tujuh?

Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian lengan, kalau belum cukup kancing Bapakbapak di sebelahku juga bisa. Begini saja daripada repotrepot. Anggap saja tiaptiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Sekarang hitung penumpang angkot dan supir. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Ah masa bodo. Pokoknya turun.

Kiri Bang..!
Aku lalu menuju salon. Alamak.., jauhnya. Aku lupa kelamaan menghitung kancing. Ya tidak apaapa, hitunghitung olahraga. Hap. Hap.

Mau pijit lagi..? ujar suara wanita muda yang kemarin menuntunku menuju ruang pijat.
Ya.
Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Sekarang sudah lebih lancar. Aku tahu di mana ruangannya. Tidak perlu diantar. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Kemudian menyerahkan celana pantai.

Mbak Wien, pasien menunggu, katanya.
Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Bicara apa? Ah apa saja. Masak tidak ada yang bisa dibicarakan. Suara pletakpletok mendekat.
Ayo tengkurap..! kata wanita setengah baya itu.
Aku tengkurap. Ia memulai pijitan. Kali ini lebih bertenaga dan aku memang benarbenar pegal, sehingga terbuai pijitannya.

Telentang..! katanya.
Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Paling tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat karena kepayahan memijat. Ia cukup lama bermainmain di perut. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Tapi belum tersentuh kepala juniorku. Sekali. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Ia menyenggol kepala juniorku. Ia masih dingin tanpa ekspresi. Lalu pindah ke pangkal paha. Ah mengapa begitu cepat.

Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Si Junior sudah mengeras. Betulbetul keras. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Tetapi eh.., diamdiam ia mencuri pandang ke arah juniorku. Lama sekali ia memijati pangkal pahaku. Seakan sengaja memainkan Si Junior. Ketika Si Junior melemah ia seperti tahu bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian pangkal paha. Lalu ia memijat lutut. Si Junior melemah. Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Ah sialan. Aku dipermainkan seperti anak bayi.

Selesai dipijat ia tidak meninggalkan aku. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisasisa cream pijit yang masih menempel di tubuhku. Aku duduk di tepi dipan. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Bau tubuhnya tercium. Bau tubuh wanita setengah baya yang yang meleleh oleh keringat. Aku pertegas bahwa aku mengendus kuatkuat aroma itu. Ia tersenyum ramah. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.

Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Junior berdenyutdenyut. Sengaja kuperlihatkan agar ia dapat melihatnya. Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si Junior. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Ia tepat berada di tengahtengah. Aku tidak menjepit tubuhnya. Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku membayangkan dapat menjepitnya di sini. Tetapi, bayangan itu terganggu. Terganggu wanita muda yang di ruang sebelah yang kadangkadang tanpa tujuan jelas bolakbalik ke ruang pijat.

Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat wajahnya. Tidak terlalu ayu. Hidungnya tidak mancung tetapi juga tidak pesek. Bibirnya sedang tidak terlalu sensual. Nafasnya tercium hidungku. Ah segar. Payudara itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Ia terus mengelap pahaku. Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Tapi ia dingin sekali. Membuatku tidak berani. Ciut. Si Junior tibatiba juga ikutikutan ciut. Tetapi, aku harus berani. Toh ia sudah seperti pasrah berada di dekapan kakiku.

Aku harus, harus, harus..! Apakah perlu menhitung kancing. Aku tidak berpakaian kini. Lagi pula percuma, tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Aku harus memulai. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlamalama membersihkan bagian belakang pahaku. Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari. Inilah kesempatan itu. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Ayo. Tunggu apa lagi. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Ayo..!

Aku masih diam saja. Sampai ia selesai mengelap bagian belakang pahaku dan berdiri. Ah bodoh. Benarkan kesempatan itu lewat. Ia sudah membereskan peralatan pijat. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja. Badannya berbalik lalu melangkah. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Makin lama suara sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu hilang.



Aku hanya mendengus. Membuang napas. Sudahlah. Masih ada esok. Tetapi tidak lama, suara pletakpletok terdengar semakin nyaring. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Tetapi berlari. Bodoh, bodoh, bodoh. Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Aku masih mematung. Duduk di tepi dipan. Kaki disandarkan di dinding. Ia tersenyum melihatku.

Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan, katanya.
Ia mencaricari. Di mana? Aku masih mematung. Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.
Itu kali Mbak, kataku datar dan tanpa tekanan.
Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Ini kesempatan kedua. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Apalagi yang dapat tertinggal? Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Karena itulah, tidak akan hadir kesempatan ketiga. Ayo..!

Mbak.., pahaku masih sakit nih..! kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.
Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Lalu memegang pahaku, Yang mana..?
Yes..! Aku berhasil. Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.
Besok saja Sayang..! ujarnya.
Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.
Yang ini atau yang itu..? katanya menggoda, menunjuk Juniorku.

Darahku mendesir. Juniorku tegang seperti mainan anakanak yang dituip melembung. Keras sekali.
Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.
Ia berdiri. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari tangannya. Yes. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yang meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Ia menyentuhnya. Kali ini dengan telapak tangan. Tapi masih terhalang kain celana. Hangatnya, biar begitu, tetap terasa. Aku menggelepar.

Sst..! Jangan di sini..! katanya.
Kini ia tidak malumalu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku. Lalu dikocokkocok sebentar. Aku memegang teteknya. Bibirku melumat bibirnya.
Jangan di sini Sayang..! katanya manja lalu melepaskan sergapanku.
Masih sepi ini..! kataku makin berani.
Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Ia menikmati, tangannya mengocok Junior.

Besar ya..? ujarnya.
Aku makin bersemangat, makin membara, makin terbakar. Wanita setengah baya itu merenggangkan bibirnya, ia terengahengah, ia menikmati dengan mata terpejam.
Mbak Wien telepon.., suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.
Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon.
Ngapaian sih di situ..? katanya lagi seperti iri pada Wien.

Aku mengambil pakaianku. Baru saja aku memasang ikat pinggang, Wien menghampiriku sambil berkata, Telepon aku ya..!
Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang disobek sekenanya. Pasti terburuburu. Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomornomornya. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Ia tidak lagi dingin dan ketus. Kalau saja, tidak keburu wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Junior. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah pada Junior. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Wien.

Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yang menunggu telepon. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.
Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Jagain sebentar ya..!
Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.

Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yang datang, baru aku saja. Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncahbuncah. Wien datang. Kami seperti tidak ingin membuang waktu, melepas pakaian masingmasing lalu memulai pergumulan.

Wien menjilatiku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya yang tahu di mana titiktitik yang harus dituju. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Bergantian Wien kini telentang.

Pijit saya Mas..! katanya melenguh.
Kujilati payudaranya, ia melenguh. Lalu vaginanya, basah sekali. Ia membuncah ketika aku melumat klitorisnya. Lalu mengangkang.
Aku sudah tak tahan, ayo dong..! ujarnya merajuk.
Saat kusorongkan Junior menuju vaginanya, ia melenguh lagi.
Ah.. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Aku hanya main dengan tangan. Kadangkadang ketimun. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum siap. Ya sekarang..! pintanya penuh manja.

Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan berdering. Kring..! Aku mengurungkan niatku. Kring..!
Mbak Wien, telepon. kataku.
Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aku mengikutinya. Sambil menjawab telepon di kursi ia menunggingkan pantatnya.
Ya sekarang Sayang..! katanya.



Halo..? katanya sedikit terengah.
Oh ya. Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.
Siapa Mbak..? kataku sambil menancapkan Junior amblas seluruhnya.
Si Nina, yang tadi. Dia mau pulang dulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.

Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang. Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! dia mendesah keras.
Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.
Yang.., cepatcepat berkemas. Sebantar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.
Aku langsung beresberes dan pulang.

Cerita Dewasa Nafsu Agresif Elsa

Cerita Dewasa Nafsu Agresif Elsa - Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2014.



Elsa menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal. Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y.

Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencaricari, tibatiba saja dari belakang Elsa mengagetkanku. Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani.

Namun tubuh Elsa lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tibatiba saja memelukku. mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu ungkapnya.

iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak kataku sambil melepaskan pelukannya.

Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?tanyaku.

aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?jawabnya.

mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong jawabku.

Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

Singkatnya, setelah Elsa mandi dan berganti pakaian kami berjalanjalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Elsa menelponku.

mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku pintanya.

Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Elsa, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur.

Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esekesek yang banyak dibicarakan temanteman kampusku. Kamar yang ditempati Elsa berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas,

Elsa masih belum ganti baju,

aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju.

Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya kataku. Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Elsa ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi.

Dari situ aku melihat Elsa hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.
Dengan menggunakan daster, Elsa naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku.

Sedikit jaim aku kemudian duduk,

kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost? tanyaku.

Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapangapain jawabnya.



Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu.

lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas protes Elsa.

Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya. Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans,

Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam.

kenapa mas? Sesak ya? Tanya Elsa yg ternyata belum tidur.

iya, aku ga biasa tidur pakai jeans jawabku.

ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho kata Elsa lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Elsa.

Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Elsa menangis sambil memandangku.

Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Elsa justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Elsa dan mendekapnya.

Elsa memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benarbenar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku.

Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu.

Elsa pun mulai menunjukkan hal yang sama. Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan.

Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Elsa.

Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Elsa keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasabasi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

Kami sempat saling memandang, mas, aku pernah menolak untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini kata Elsa sambil menangis.

Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku. Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi jaim di benakku.

Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremasremas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisaphisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasanremasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku.

Aku terus menggigitgigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya. Aku berhenti, dan memandangnya,

boleh aku buka? tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu.

Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulubulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, malu mas tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

Langsung kucium, kujilat dan kuhisaphisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya.

Elsa seperti kesetanan, pinggulnya naikturun berusaha menghindari seranganku ke memeknya,

udah mas, udah.. geli..aku geli tukasnya.

Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

Dan tibatiba dia berkata maasss, akumau.. pipis. belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggitinggi.

Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelaibelai toketnya.



Enak, ga ? tanyaku.

Enak banget, aku sampai lemes banget.

Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget? tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab aku baru pertama sama kamu ini kok.

Aku Cuma sering liat BF aja

wah, pantes, belajarnya dari film kata Elsa sambil tersenyum dan memelukku.

Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?

Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku. Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan.

Dia memegang kontolku lalu bertanya mau diapain ini mas? pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basabasi lagi aku pun menjawab masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku.

Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya.

jangan kena gigi donk yang, sakit kataku.

aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini jawabnya

Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan.

Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesekgesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Elsa sangat sulit ditembus.

Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan,

aduh mas, sakit mas maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya. Sambil tetap kugesekgesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya.

Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Elsa dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalamdalam, maka memek Elsa terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

Namun berbeda dengan yang kurasakan, Elsa justru sangat kesakitan dengan cara itu. mas, cabut dulu mas.

Sakit mas ujarnya. ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang kataku.

Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. mas, udah dulu donksakit nich, perih katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu.

Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya. Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya.

Sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.



Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Elsa. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tibatiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. mmmaaaassssss suaranya tertahan dan bergetar.

Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss.katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku. Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya.

Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tibatiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.

Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, majumundur, kanankiri, depanbelakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi.

Kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Elsa menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Elsa seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tibatiba dia menekan dalamdalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

Kontolku seperti diremasremas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan.

aaaaaccchhhh tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. enak banget mas..enak banget.aku pengen terus ama kamu kaya gini. Enak banget ujarnya berbisik di telingaku.

Aku hanya tersenyum mendengar katakatanya, sementara Elsa masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerakgerak mencari perhatian dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nichkatanya.

Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu.. sambil tersenyum nakal.

Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku.

gini, biar kerasa makin enak kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya. Ini perbedaan kedua antara memek Elsa dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya.

Tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku majumundur.

Setelah melihat liarnya Elsa saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1.

Yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalamdalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Elsa.

Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Elsa seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku.

Dan suaranya tertahan mmaaasss. Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk masukin yang daallleeem dddooonnkkk. Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar.

Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya. Dan Elsa kembali kesetanan.



Dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya.

mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagieennaakk bangeettt masss.ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremasremas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku.

Elsa, aku mau keluar sayang, aku tarik yah kataku.

Elsa mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya.

Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otototot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Elsa kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.

mmaaasss.aaaccchhhh.eeennna aakkkk teElsaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia.

Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. Aku sayang kamu, mas kata Elsa. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Elsa ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Elsa. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pElsa tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.



Yang tidak pernah Elsa tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.