Thursday, June 14, 2018

Cerita Dewasa Online Pemerkosaan Rindu

Cerita Dewasa Online Pemerkosaan Rindu - Aqu adalah wanita berumur 25 tahun, sekarang aqu tinggal sendirian di rumahku yg terletak di salah satu komplek yg disebut sebagian orang sebagai komplek orang berduit di wilayah Jakarta. Aqu adalah janda tanpa anak, suamiku telah meninggal enam bulan yg lalu karena kecelakaan.


Cerita Dewasa Saat itu usia perkawinan kami baru menginjak tahun kedua. Rumah yg kutempati ini adalah hadiah perkawinan untukku, suamiku membeli rumah ini atas namaqu. “Sebagai bukti ketulusan saygku padamu” katanya.




Rumah-rumah di komplekku terbilang saling berjauhan karena masing-masing rumah memiliki

pekarangan yg luas. Hidup di Jakarta menyebabkan aqu juga tak begitu mengenal tetanggaqu.

Kami masing-masing memiliki kehidupan sendiri-sendiri.




Sering aqu merasa kesepian tinggal sendiri di rumah ini, tapi aqu tak mau menggunakan jasa

pramuwisma, aqu ingin mengerjakan pekerjaan rumahku sendiri. Alasanku pada mama sih biar

aqu ada kesibukan di rumah, rasanya lebih enjoy kalau semua dikerjakan sendiri.




Malam itu aqu pulang agak larut karena baru pulang dari acara ulang tahun kawanku. Setelah

mengunci pintu depan aqu mencari-cari kontak lampu karena suasana rumahku masih gelap.

Aqu berangkat dari tadi siang untuk bantu-bantu di acara ulang tahun tersebut. Begitu lampu

menyala, aqu langsung menuju kamarku untuk mengganti baju yg kotor.




Agen Bola, Agen SBOBET, Agen Bola SBOBET Resmi




Aqu melepaskan seluruh pakaianku lalu menyimpan baju kotorku di keranjang yg memang

kusediakan di kamar untuk pakaian kotor. Sungguh aqu sekarang telanjang bulat. Aqu merasa

sendiri di rumahku sehingga aqu merasa bebas walaupun ke ruang tengah atau ke dapur

dalam keadaan telanjang.




Aqu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Selesai mandi rasanya tubuhku

terasa segar. Kemudian duduk santai menonton TV di ruang tengah sembari minum susu hangat.

Aqu hanya melilitkan handuk pada tubuhku, sembari mengeringkan rambutku dgn kipas angin aqu

buka channel TV sana-sini. Acaranya tak ada yg menarik hatiku.




Iseng-iseng aqu menonton film BF koleksi suamiku. Aqu pernah protes padanya karena dia

menonton film begituan. Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia mencari style

bercinta untukku. Di film itu pria bule sedang mencumbu seorang wanita asia yg kelihatannya

begitu menikmati cumbuan dari pri bule. Aqu sedikit terangsang melihat adegan itu,

seandainya suamiku masih ada….


Aqu melepaskan handuk yg melilit tubuhku, lalu mengelus-elus buah dadaqu sendiri dgn lembut.

Buah dadaqu memang tak begitu besar, tapi suamiku selalu memujiku dgn sebutan montok. Untuk

urusan mengurus tubuh, aqu memang agak telaten. Karena bagiku kecantikan wanita dan

kemulusan tubuh itu adalah harga mati. Aqu tak menyadari sama sekali kalau ada sepasang mata

yg memperhatikan kegiatanku



Kuelus-elus buah dadaqu dgn lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri

bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aqu ingin berlama-lama,

mataqupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan.




Kali ini bukan lagi belaian yg kulaqukan, tapi aqu sudah mulai melaqukan remasan ke buah

dadaqu. Kupilin-pilin puting susuku dgn menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali

rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku

mengenai bibir-bibir kemaluanqu, aqu pun merasakan darah yg mengalir di tubuhku seakan

mengalir lebih cepat daripada biasanya.




Aqu terangsang sekali, lubang kemaluanqu sudah dibanjiri oleh lendir yg keluar membasahi bibir

kemaluanqu. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku

dgn jariku sendiri hingga aqu pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yg semakin

menggebu. Tubuhku melengkung merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaqu semakin

lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir kemaluanqu sembari

menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-

gosok klitorisku.




Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan kemaluanqu. Ujung jariku mengarah ke pintu

masuk lubang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Lubang kemaluanqu sudah

benar-benar basah oleh lendir yg licin hingga dgn mudahnya menyeruak masuk ke dalam lubang

kemaluanqu. Kini jari tangan kiriku sudah tak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi

hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku.




Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk lubang kemaluanqu. Jari-jariku menyentuh dan

menggesek-gesek dinding kemaluanqu bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot,

punggung dan kepalaqu jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku

melayg-layg dgn kenikmatan tiada tara.




Aqu sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yg rasanya

akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aqu akan segera mencapai orgasme.

Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan

kanan dalam kemaluanqu pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yg

segera tiba, kurasakan kedutan bibir kemaluanqu yg tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku

yg masih berada di dalam lubang senggamaqu.




Bersamaan dgn itu aqu merasakan sesekali ada semburan dari dalam yg keluar membasahi dinding

kemaluanqu. Aqu serasa sedang kencing namun yg mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah

cairan maniku yg mengalir deras.




“AHH……..” aqu terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa tubuhku

seperti lemas sekali. Mataqu terpejam sembari menikmati rasa indah yg menjalar di sekujur

tubuhku, tiba-tiba tersa ada benda dingin menempel di leherku. Mataqu sedikit terbuka, lalu…..




” Diam atau lehermu akan terluka.” Suara seorang laki-laki terdengar mengejutkanku. Jantungku

rasanya hampir berhenti menyadari ada pria yg menempelkan pisau ke leherku, dan aqu dalam

keadaan telanjang……..




Aqu terdiam tak berdaya ketika dia berusaha mengikat tanganku. Aqu taqut kalau dia merasa

terancam, maka dia akan membunuhku. Matanya jelalatan melihat tubuhku yg tak tertutup sehelai

kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku, kenapa aqu sangat gegabah. Bagaimana dia masuk ke

dalam rumah ini, dan apa yg akan mereka laqukan. Segala macam perasaan dalam diriku saat itu.




“He.. he.. he… cantik, ijinkan aqu untuk membantumu menyelesaikan hasrat terpendam

dalam dirimu.” Lelaki itu duduk disampingku.




“Nah cantik…. Sekarang Abang akan memuaskanmu.” Laki-laki yg memanggil dirinya Abang

kemudian dgn kalemnya dia raih tangan dan pinggangku untuk memelukku. Antara taqut dan

marah, aqu masih berontak dan berusaha melawan. Kutendangkan kakiku ke tubuhnya

sekenanya, namun.. Ya ampuunn.. Dia sangat tangguh dan kuat bagiku.




Lelaki itu berpostur tinggi pula dan mengimbangi tinggiku, dan usianya yg aqu rasa tak jauh beda

dgn usia suamiku disertai dgn otot-otot lengannya yg nampak gempal saat menahan tubuhku yg

terus berontak.




Dia lalu menyeretku menuju ke kamar tidurku. Aqu setengah dibantingkannya ke ranjang. Dan

aqu benar-benar terbanting. Dia ikat tanganku ke backdrop ranjang itu. Aqu meraung, menangis

dan berteriak sejadi-jadinya, tapi hanya terdengar gumaman dari mulutku karena mereka

membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga aqu menyadari tak ada gunanya lagi berontak

maupun berteriak. Sesudah itu dia tarik tungkai kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak berusaha

menenangkan aqu, dgn cara menekan mentalku, seakan meniupi telingaqu. Dia berbisik dalam

desahnya,




“Ayolah cantik, jangan lagi memberontak. Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini cukup

berjauhan. Lagian kalaupun ada yg tahu mereka tak akan berani menggangu”.




Aqu berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan menjadi sangat khawatir. Laki-laki ini seakan-

akan sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian dgn tersenyum dia benamkan wajahnya ke

ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan menjilati lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan

kemudian pindah ke kiri. Menimbulkan rasa geli sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-tangannya

menjamah dan menelusup kemudian mengelusi pinggulku, punggungku, dadaqu. Tangannya juga

meremas-remas susuku. Dgn jari-jarinya dia memilin puting-puting susuku. Disini dia melaqukannya

mulai dgn lembut dan demikian penuh perasaan. Bajingan! Dia pikir bisa menundukkan aqu dgn

caranya yg demikian itu. Aqu terus berontak dalam geliat.. Namun aqu bagaikan mangsa yg siap

diterkam.




Aqu sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi. Tak ada suara dari mulutku yg tersumpal. Yg

ada hanya air mataqu yg meleleh deras. Aqu memandang ke-langit-langit kamar. Aqu merasa sakit

atas ketak adilan yg sedang kulakoni. Kini lelaki itu menatapku. Aqu menghindari tatapan matanya.

Dia menciumi pipiku dan menjilat air mataqu,




“Kamu cantik banget….. ” dia berusaha menenangkanku.




Dia juga menciumi tepian bibirku yg tersumpal. Tangannya meraba pahaqu dan mulai meraba-raba

kulitku yg sangat halus karena tak pernah kulewatkan merawatnya. Lelaki ini tahu kehalusan kulitku.

Dia merabanya dgn pelan dan mengelusinya semakin lembut. Betapa aqu dilanda perasaan malu yg

amat sangat. Hanya suamiku yg melihat auratku selama ini, tiba-tiba ada seorang lelaki asing yg

demikian saja merabaiku dan menyingkap segala kerahasiaanku.




Aqu merasakan betisku, pahaqu kemudian gumpalan bokongku dirambati tangan-tangannya.

Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya semakin turun mendekat hingga kurasakan nafasnya yg

meniupkan angin ke selangkanganku. Lelaki itu mulai menenggelamkan wajahnya ke

selangkanganku.




” Ah…..” Bukan main. Belum pernah ada seorangpun berbuat macam ini padaqu. Juga tak begini

suamiku selama ini. Aqu tak kuasa menolak semua ini. Segala berontakku kandas. Kemudian aqu

merasakan lidahnya menyapu pori-pori selangkanganku.




Lidah itu sangat pelan menyapu dan sangat lembut. Darahku berdesir. Duniaqu seakan-akan

berputar dan aqu tergiring pada tepian samudra yg sangat mungkin akan menelan dan

menenggelamkan aqu. Aqu mungkin sedang terseret dalam sebuah arus yg sangat tak

mampu kulawan. Aqu merasakan lidah-lidah lelaki ini seakan menjadi seribu lidah. Seribu

lidah lelaki ini menjalari semua bagian-bagian rahasiaqu. Seribu lidah lelaki inilah yg menyeretku

ke tepian samudra kemudian menyeret aqu untuk tertelan dan tenggelam. Aqu tak bisa pungkiri.

Aqu sedang jatuh dalam lembah nikmat yg sangat dalam.. Aqu sedang terseret dan tenggelam

dalam samudra nafsu birahiku. Aqu sedang tertelan oleh gelombang nikmat syahwatku yg telah

enam bulan tak terlampiaskan semenjak sua miku meninggal.




Dan saat kombinasi lidah yg menjilati selangkanganku dan sesekali dan jari-jari tangannya yg

mengelusi paha di wilayah puncak-puncaknya rahasiaqu, aqu semakin tak mampu

menyembunyikan rasa nikmatku. Isak tangisku terdiam, berganti dgn desahan dari balik kain

yg menyumpal mulutku. Dan saat kombinasi olahan bibir dan lidah dipadukan dgn bukan lagi

sentuhan namun remasan pada kemaluanku, desahanku berganti dgn rintihan yg penuh derita

nikmat birahi.




Laki-laki itu tiba-tiba mrenggut sumpal mulutku.Dia begitu yakin bahwa aqu telah tertelan dalam

syahwatku.




“Ayolah, sayg.. mendesahlah.. merintihlah.. Puaskan aqu…..”




Aqu mendesah dan merintih sangat histeris. Kulepaskan dgn liar derita nikmat yg

melandaqu. Aqu kembali menangis dan mengucurkan air mata. Aqu kembali berteriak

histeris. Namun kini aqu menangis, mengucurkan air mata dan berteriak histeris beserta

gelinjang syahwatku. Aqu meronta menjemput nikmat. Aqu menggoyg-goygkan pinggul

dan bokongku dalam irama nafsu birahi yg menerjangku.




Aqu tak mampu mengendalikan diriku lagi. Aqu bergoncang-goncang mengangkat bokongku untuk

mendorong dan menjemputi bibirnya karena kegatalan yg amat sangat pada kemaluanku dilanda

nafsu birahi. Dan kurasakan betapa kecupan dan gigitan lidah lelaki ini membuatku seakan-akan

menggigil dan gemetar lupa diri.




“Masukin… bang.. auh… aqu gak tahan…..” aqu mendesah tak karuan. Akhirnya karena tak

mampu aqu menahannya lagi aqu merintih.




Rintihan itu membuat lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih

bibirnya. Aqu raqus menyedotinya. Aqu berpagut dgn pemerkosaqu. Aqu melumat

mulutnya. Aqu benar-benar dikejar badai birahiku. Aqu benar-benar dilanda gelombang syahwatku.




Aqu betul-betul tak sabar menunggu dia melepas pakaiannya. Aqu masih berkelojotan

diranjang. Dan kini aqu benar-benar menunggu lelaki itu memasukkan kemaluannya ke

kemaluanku pula. Aqu benar-benar berharap karena sudah tak tahan merasakan badai

birahiku yg demikian melanda seluruh organ-organ peka birahi di tubuhku. Tiba-tiba aqu

merasakan sesuatu yg sama sekali diluar dugaanku. Aqu sama sekali tak menduga, karena

memang aqu tak pernah punya dugaan sebelumnya. Kemaluan lelaki ini demikian gedenya.




Rasanya ingin tanganku meraihnya, namun belum lepas dari ikatan dasi di backdrop ranjang

ini. Yg akhirnya kulaqukan adalah sedikit mengangkat kepalaqu dan berusaha melihat

kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan. Rasanya ada pisang ambon gede dan

panjang yg sedang dipaksakan untuk menembusi kemaluanku. Aqu menjerit tertahan. Tak

lagi aqu sempat memandangnya.




Lelaki ini sudah langsung menerkam kembali bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya di

rongga mulutku sembari menekankan kemaluannya untuk menguak bibir kemaluanqu. Kini

aqu dihadapkan kenyataan betapa besar kemaluan di gerbang kemaluanku saat ini. Aqu

sendiri sudah demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi mencoba merangsekkan lubang

kemaluanku.Cairan-cairan kewanitaanku membantu kemaluan itu memasuki kemaluanku.




“Blesek……..Blesek………. Ohh…… Kenapa sangat nikmat begini…….. Oh aqu sangat

merindukan kenikmatan ini…..” Aqu semakin meracau.




Sensasi cengkeraman kemaluanku pada bulatan keras batang besar kemaluan lelaki ini

sungguh menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh hidupku selama ini. Aqu rasanya

terlempar melayg kelangit tujuh. Aqu meliuk-liukkan tubuhku, menggeliat-liat, meracau

dan mendesah dan merintih dan mengerang dan.. Aqu bergoncang dan bergoyg tak

karuan…. Orgasmeku dgn cepat menghampiri dan menyambarku. Aqu kelenger dalam

kenikmatan tak terhingga.. Aqu masih kelenger saat dia mengangkat salah satu tungkai kakiku

untuk kemudian dgn semakin dalam dan cepat menggenjoti hingga akhirnya muntah dan

memuntahkan cairan panas dalam rongga kemaluanku.




“Auh………. AHH…… ” aqu menjerit merasakan gelombang-gelombang listrik kenikmatan

menjalar di sekujur tubuhku.




Kami langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aqu tak merasa menyesal, tak merasa khawatir,

tak merasa taqut. Ada rasa kelapangan dan kelegaan yg sangat longgar. Aqu merasakan

seakan menerima sesuatu yg sangat aqu rindukan selama ini. Apakah aqu memang hipersex

atau memang karena lelaki ini memang tangguh dan pandai bercinta. Ah aqu tak mau berfikir

lagi.. Aqupun tertidur kelelahan.




Besok pagi aqu terbangun dgn tubuh sedikit pegal-pegal. Tak ada tanda-tanda dia masih ada

di rumah. Dan kuperiksa tak ada barang yg hilang. Apakah dia memang datang untuk

memperkosaqu?…. kadang-kadang aqu masih inigin melaqukan hal yg sama. Aqu

merindukan kemaluannya yg telah membuatku mencapai kenikmatan tertinggi dalam bercinta.